Bisnis.com, JAKARTA – PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) sedang mengembangkan model bisnis untuk layanan internet cepat 4G dengan kecepatan layanan hingga 330 Mbps.
Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia Danny Buldansyah menuturkan teknologi tersebut menggunakan teknologi Licensed Assisten Access (LAA) dari 4G LTE Advanced Pro. Adapun, LAA merupakan gabungan dari spektrum yang digunakan oleh operator seluler dengan spektrum untuk WiFi.
Hingga saat ini, kata dia, perseroan masih mencari bisnis model yang tepat untuk menerapkan teknologi ini. Padahal, uji coba sudah pernah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dengan menghasilkan kecepatan layanan hingga 330 Mbps.
"Belum diimplementasikan. Bisnis modelnya bisa bermacam-macam seperti korporasi atau pabrik untuk IoT atau WiFi dalam ruangan, dan belum akan dikembangkan secara luas karena dapat mengganggu layanan WiFi lainnya," kata Danny kepada Bisnis.com, Kamis (14/1/2021).
Danny menambahkan selain bisnis model, perseroan juga masih mempelajari regulasi dan spesifikasi perangkat untuk teknologi ini. Seperti WiFi, LAA juga memiliki standardisasi perangkat agar tidak mengganggu layanan lainnya.
Lebih lanjut, kata Danny, meski WiFi dan LAA sama-sama bersifat lisensi bebas, secara keamanan LAA lebih aman karena terhubung dengan kartu SIM operator seluler. LAA juga dapat digunakan jaringan cadangan saat kapasitas di suatu titik terlalu penuh.
"WiFi kelemahannya di keamanan. Sedangkan kalau di LTE itu keamanannya lebih terjamin," kata Danny.