Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfen Telecom Tbk. (FREN) tertarik untuk memanfaatkan Google Loon selama memenuhi persyaratan beroperasi di Indonesia dan telah memiliki regulasi.
President Director Smartfren Merza Fachys mengatakan terbuka untuk bekerja sama dan menggunakan layanan Google Loon untuk menyalurkan akses telekomunikasi di sejumlah titik di pelosok. Kerja sama tersebut dilakukan setelah Google Loon memiliki regulasi dan memenuhi persyaratan untuk beroperasi di Tanah Air.
“Perihal Loon, kami selalu terbuka untuk bekerja sama, namun tentu setelah syarat dan regulasinya sudah jelas,” kata Merza kepada Bisnis.com, Kamis (13/1/2021).
Sementara itu, Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB, Ian Yosef M. Edward mengatakan sejauh ini Google Loon belum digunakan oleh negara manapun. Sejumlah negara masih dalam tahap uji coba mengukur ketahanan dari Google Loon
Dia juga mengatakan agar Google Loon dapat beroperasi di Tanah Air, perlu mengantongi izin militer dan izin keamanan mengingat Google Loon terbang cukup lama di wilayah udara Republik Indonesia.
“Loon juga perlu hak labuh. Jadikan [sinyal] nembak ke atas, terus balik lagi ke bawah. Ketika nembak ke bawah itu bisa jadi fungsi kamera dan macam-macam. Itu tidak boleh sembarangan,” kata Ian.
Selain mengantongi izin militer dan keamanan, kata Ian, Google Loon juga perlu mendapat izin hak labuh (landing right) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Permohonan izin ini akan cukup sulit karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
“Jadi biaya termahalnya adalah itu [perizinan dan negoisasi]” kata Ian.