Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa telekomunikasi Jepang Nippon Telegraph and Telephone, atau NTT, berencana meluncurkan layanan baru berbasis kecerdasan buatan guna membantu mencegah penipuan melalui telepon.
Melansir NHK pada Sabtu (28/11/2020), pada Jumat (27/11/2020) kemarin NTT telah mendemonstrasikan layanan tersebut kepada publik. Rencananya mulai awal pekan depan atau Senin (30/11/2020), layanan sudah bisa dinikmati oleh para pelanggan.
Layanan ini menggunakan sebuah alat yang dipasang ke telepon jaringan tetap pelanggan dan sebuah program kecerdasan buatan yang menganalisis percakapan secara waktu nyata.
Jika percakapan itu mengandung kata-kata kunci seperti 'pengiriman uang' atau 'rekening bank,' atau konteksnya membuat kecerdasan buatan itu menduga penelepon mungkin seorang penipu, sistem ini mengirim surat elektronik atau menelepon pelanggan atau anggota keluarganya untuk memberikan peringatan.
Dalam demonstrasi tersebut, seorang penelepon meminta pelanggan mengirim uang 5 juta yen, atau sekitar 48.000 dolar, untuk uang damai kecelakaan lalu lintas.
Di tengah percakapan itu, telepon seluler pengguna menerima sebuah pesan audio yang mendesak pengguna agar menghubungi seorang anggota keluarga dengan mengatakan penelepon itu mungkin adalah penipu.
Pejabat tinggi NTT West Kitamoto Hitoshi mengatakan grup NTT ingin mencegah orang-orang menjadi korban penipuan yang menjadi semakin canggih dan rumit.
NTT, adalah sebuah perusahaan telekomunikasi di Jepang. Hingga tahun 1985 NTT merupakan sebuah BUMN yang memonopoli usaha telekomunikasi di Jepang—setelah diswastakan kini saham pemerintah Jepang hanya tersisa sebesar sepertiga saham NTT. Agar pengaruh NTT melemah, pada tahun 1998 perusahaan ini dipecah menjadi sebuah perusahaan induk (NTT) dan tiga perusahaan telekomunikasi, yaitu NTT East, NTT West, dan NTT Communications.
NTT East, NTT West, NTT Communications, NTT DoCoMo, dan NTT Data adalah anak perusahaan terbesar dalam kelompok perusahaan NTT.