Bisnis.com, JAKARTA - Curah hujan yang tidak menentu kerap menjadi kendala bagi pelaku usaha makanan kering yang mengandalkan panas matahari untuk melakukan proses produksi.
Selain menghabiskan waktu yang lumayan lama, proses pengeringan juga membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit.
Dalam upaya menjaga stabilitas produksi Usaha Kecil Menengah (UKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember membuat mesin pengering yang terdiri dari oven dan steamer.
Mesin bertenaga 254 watt dan dengan bantuan gas ini berupaya untuk menggantikan energi panas matahari yang dipakai dalam proses pengeringan khususnya untuk produk mie kering dan kerupuk.
Wakil Kepala Divisi Bogasari Erwin Sudharma menuturkan bahwa meskipun sudah ada mesin serupa yang dibuat sebelumnya, ternyata belum mampu memberikan efisiensi dari segi kapasitas.
Para pengusaha ini biasanya dapat memproduksi mie kering dan kerupuk hingga 2,5 ton per hari hari, keberadaan mesin pengering ini diharapkan dapat mempersingkat waktu dan meningkatkan kuantitas produksi.
Baca Juga Bogasari Latih 50 UKM dari Depok |
---|
"Akhir 2019 Bogasari mulai menyusun kerjasama dengan ITS untuk membuat mesin pengukus dan pengering baru. Kita tahu mie dan kerupuk dikonsumsi serta dipasarkan dalam jumlah besar, inilah yang menjadi latar belakang pengembangan Teknologi Tepat Guna ini," ujar Erwin, dalam webinar, yang dilaksanakan Jumat (27/11).
Ide pembuatan oven dan steamer ini dicanangkan oleh tim Bogasari dan kemudian direalisasikan dalam bentuk kerjasama dengan Departemen Teknik Mesin Industri Fakultas Vokasi ITS, Surabaya.
Latar belakang ide pembuatan mesin oven dan steamer ini datang karena masih banyak UKM yang memproduksi mie kering dan kerupuk mengandalkan panas matahari.
Akibatnya di musim penghujan produksi pastinya terganggu dan penjualan juga menurun.
Yusral Jinis, produsen Mie Kuning Tani Mulya dari Kota Padang, yang biasanya memproduksi 2,5 ton mie sanggul setiap harinya.
Beruntung pesisir Kota Padang diberkahi dengan panas yang cukup, namun dia butuh kapasitas produksi yang lebih besar dan menunggu produknya kering dengan mengandalkan cahaya matahari saja akan menghabiskan banyak waktu.
Lain lagi dengan Suhadi, produsen Kerupuk Suhadi dari Tuban. Dia mengeluhkan cuaca yang tidak menentu serta kurangnya lahan untuk mengeringkan kerupuknya menjadi hambatan untuk meningkatkan produktivtias.
Pengeringan kerupuk dengan matahari butuh waktu dua hari, dari pagi sampai sore. Sementara mesin oven ini hanya butuh 3-5 jam untuk mengeringkan hingga 10 kilogram kerupuk.
Sama halnya untuk pengeringan mie dengan matahari paling cepat 5-7 jam, sedangkan dengan mesin hanya butuh waktu 1,5 jam.
Nur Husodo, mewakili Tim Teknologi Tepat Guna ITS untuk produksi mesin ini, menuturkan, selain menjamin kelancaran produksi di musim penghujan, cara kerjanya juga dirancang dengan konsep hemat energi.
Karena saat produk dikukus atau direbus, udara panas yang dihasilkan dari burner mesin steamer dialirkan melalui blower ke oven untuk proses pengeringan.
Pada uji coba awal tercatat ada peningkatan produktivitas hingga 49 hari kerja sehingga dapat meningkatkan produksi tahunan hingga 70%.
Selain kuantitas, standar mutu dan tingkat kebersihan juga mengalami perbaikan karena proses produksi menjadi lebih higienis.
Uji komersial mulai dilakukan hari ini hingga sekitar tiga bulan ke depan yang dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengetahui dampak secara bisnis kepada UKM serta penyempurnaan mesin jika dibutuhkan, baru kemudian dipasarkan secara luas.
“Bogasari akan memonitor secara khusus mulai dari dampak terhadap proses dan biaya produksi, penggunaan tenaga kerja, volume produksi, dan aspek lainnya. Kita ingin memastikan bagaimana nilai bisnisnya untuk usaha UKM,” kata Erwin.
Uji komersial ini ditandai dengan penyerahan secara simbolis oven dan steamer kepada Suhadi, pelaku UKM Kerupuk Suhadi dari Tuban, serta empat mesin oven dan steamer lainnya yang akan diberikan pada bulan Desember.
Mesin pengering ini tersedia dalam dua jenis, yang dibedakan dari kapasitas serta bentuk steamer.
Jika sudah dipasarkan secara luas nanti, harga mesin pengering dengan steamer bentuk tabung berkisar pada Rp14,9 juta, sementara untuk steamer dengan kabinet dihargai pada kisaran Rp19,5 juta.