Waspada! Iklan Penipuan Seluler, Ada Instalasi Berbayar Palsu

Newswire
Jumat, 20 November 2020 | 14:53 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Adjust, platform pemasaran aplikasi, memaparkan hasil penelitian bahwa penipuan iklan seluler terus meningkat dan berisiko merusak akurasi data pemasaran untuk keperluan bisnis.

Director of Fraud Prevention Adjust Andreas Naumann mengatakan hasil penelitian membuktikan bahwa penipu memalsukan instalasi berbayar hingga organic traffic untuk menyembunyikan instalasi berbayar yang mereka curi.

"Pemasar harus dapat merasa yakin dengan data mereka," kata Naumann, Jumat (20/11/2020).

Dia menambahkan dua per tiga dari 200 juta instalasi yang ditolak merupakan instalasi organik dan hanya sepertiga yang merupakan instalasi berbayar. Walaupun secara teknis pemasar seluler tidak kehilangan uang, instalasi organik palsu ini dapat merusak integritas data dan informasi yang seharusnya dapat dikumpulkan oleh pemasar dari kegiatan pemasaran.

Mereka berisiko tinggi untuk tidak memiliki bayangan saat menghadapi situasi di mana kegiatan penipuan banyak terjadi dan data pemasar tidak akurat, termasuk data instalasi organik.

"Keputusan strategis berbasis data sulit diambil tanpa informasi yang jelas. Intinya, penipuan masih dan akan terus menjadi tantangan yang kita hadapi dalam industri," ujarnya.

Akan tetapi, menurutnya, dengan menggunakan alat yang tepat, pengguna bisa selangkah lebih maju dari para penipu dan memastikan tetap memprioritaskan transparansi.

Secara khusus, data Adjust untuk kategori game menunjukkan bahwa secara global tingkat penipuan meningkat sebesar 172,95 persen antara Agustus 2019-2020. Kenaikan tingkat penipuan di EMEA bahkan mencapai 181,20 persen, di AS sebesar 310,29 persen, dan APAC sebesar 214,86 persen.

Adjust mengidentifikasi metode penipuan yang paling banyak digunakan dalam ekosistem iklan seluler. Data Adjust menunjukkan bahwa pengguna palsu/bot terus mendominasi sebagai jenis penipuan yang paling sering digunakan.

Penipuan dengan metode ini setara dengan 68,7 persen dari kegiatan penipuan di AS, 65,6 persen di China, 60,7 persen di Jepang dan 47 persen di EMEA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper