Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai perkembangan teknologi 5G dan komputasi awan (cloud) akan menumbuhkan kebutuhan talenta digital di Indonesia hingga 600.000 pekerja tiap tahun.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam mengatakan Indonesia butuh banyak talenta digital untuk menghadapi era Industri 4.0. Bidang yang dibutuhkan antara lain 5G, komputasi awan atau cloud, big data dan soft skill untuk mendukung profesionalitas mereka.
"Menghadapi era industri 4.0, Indonesia masih kekurangan tenaga terampil maupun ahli talenta digital," kata Neil, Selasa (3/11/2020).
Dia mengutip laporan Bank Dunia pada 2016, Indonesia kekurangan sekitar 9 juta talenta digital semi terampil dan terampil dalam kurun waktu 15 tahun. Adapun, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia rata-rata perlu mencetak sekitar 600 ribu talenta digital setiap tahun.
Pihaknya berpendapat kehadiran 5G dan cloud akan mengubah lanskap ekonomi digital di Indonesia. Salah satu sektor yang akan berkembang di era cloud dan 5G adalah cloud gaming.
Kemenparaekraf dalam mendukung ekosistem ekonomi digital di Indonesia memiliki program, antara lain, Bekraf Digital Talent dan Go Startup Indonesia.
Dalam acara yang sama, pimpinan Google Cloud Indonesia, Megawaty Khie, mengatakan program JuaraGCP melatih lebih dari 12.000 pengembang di Indonesia di 60 kota, untuk bidang analisis data, machine learning, dan DevOps.
Mengutip laporan Boston Consulting Group, akan ada 345.000 pekerjaan baru pada 2023 jika teknologi cloud publik diadopsi secara signifikan di Indonesia.
Teknologi komputasi awan atau cloud dibutuhkan untuk mendukung transformasi digital, bukan hanya bagi perusahaan rintisan, tetapi perusahaan mana pun agar bisnis mereka tetap dapat bersaing.