Pengamat Prediksi Aksi Divestasi Menara Telkomsel akan Berlanjut

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 27 Oktober 2020 | 03:20 WIB
(Ki-ka) Direktur Utama Telkom Group Ririek Adriansyah, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Komisaris Utama Telkom Group Rhenald Kasali di acara penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara Telkomsel dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi di Jakarta, Selasa (20/10)/Istimewa
(Ki-ka) Direktur Utama Telkom Group Ririek Adriansyah, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Komisaris Utama Telkom Group Rhenald Kasali di acara penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara Telkomsel dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi di Jakarta, Selasa (20/10)/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Analis menilai bahwa aksi pelepasan menara yang dilakukan oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) masih akan berlanjut. Telkomsel membutuhkan banyak dana untuk pengembangan 5G dan masuk lebih dalam ke ekosistem digital.

Chief Marketing Officer Jarvis Asset Management, Kartika Sutandi memprediksi bahwa Telkomsel akan melepas seluruh menara yang dimiliki secara bertahap. Telkomsel masih mempertimbangkan pertumbuhan bisnis dari sisa menara yang dimliki saat ini.

Pelepasa menara secara bertahap juga berkaitan dengan pengembangan 5G. Telkomsel membutukan banyak dana segar agar proses pengembangan 5G berlangsung lebih cepat.

“Menurut saya Telkomsel akan melepas semua namun bertahap,” kata Kartika kepada Bisnis, Senin (26/10/2020).

Kartika juga berpendapat bahwa pelepasan menara yang dilakukan oleh Telkomsel merupakan bagian dari persiapan Telkomsel menyikapi perubahan persaingan di industri telekomunikasi ke depan.

Undang-undang Cipta Kerja yang memperbolehkan operator seluler untuk berbagi infrastruktur aktif dan pasif akan membuat industri telekomunikasi makin dinamis dalam hal perluasan konektivitas jaringan telekomunikasi.

Adapun mengenai dana segar senilai Rp10,5 triliun hasil dari pelepasan menara, menuruntya, akan digunakan oleh Telkomsel untuk pengembangan layanan hilir telekomunikasi seperti aplikasi dan ekosistem digital.

Dia menjelaskan Telkomsel dengan cakupan jaringan yang ada saat ini sudah cukup mumpuni untuk produk hulu telekomunikasi.

Pekerjaan rumah yang tersisa hanyalah memanfaatkan secara mandiri infrastruktur telekomunikasi yang telah terbangun untuk pertumbuhan bisnis Telkomsel.

“Jika infrastruktur telekomunikasi sudah bagus, mau ke mana lagi? Harus ada bagian di ekosistem digital. Valuasi makin tinggi dengan jika makin dekat dengan pelanggan,” kata Kartika.

Sementara itu, Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana mengatakan untuk mendapatkan pendapatan di luar ekosistem konektivitas internet, dan berpindah ke layanan Over The Top (OTT) bukanlah hal yang mudah.

Dia mencontohkan saat operator telekomunikasi asal Amerika Serikat, AT&T, mengakuisisi Time Warner pada 2018. Menurutnya hingga saat ini AT&T masih kesulitan dalam mendapat pendapatan dari layanan tersebut.

Sebelumnya, Telkomsel melepas kepemilikannya atas 6.050 menara atau sepertiga dari total 18.000 menara telekomunikasi yang dimiliki kepada Mitratel.

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan kesepakatan ini dilakukan sebagai komitmen dalam melanjutkan transformasi perusahaan.

Dalam 2 tahun terakhir aksi jual menara gencar dilakukan operator seluler. XL Axiata dan Indosat telah melakukan penjualan menara terlebih dahulu.

Pada akhir 2019, PT Indosat Tbk. (ISAT) menjual 3.100 menara yang mereka miliki kepada Mitratel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) Mitratel memenangkan 2.100 menara dan Protelindo memenangkan 1.000 menara. Dari keduanya Indosat mendapat dana sekitar Rp6,39 triliun.

Saat itu, President Director & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al Neama mengungkapkan terdapat tiga alasan yang mendorong perseroan menjual menara yakni, pertama kebutuhan akan dana segar untuk investasi. Kedua, optimalisasi layanan konsumen. Terakhir, pengoptimalan struktur modal.

Tidak lama berselang giliran XL Axiata yang menjual menara mereka pada awal 2020. XL Axiata 2.431 menara yang dimlikinya kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Protelindo) dan PT Centratama Menara Indonesia (CMI).

Protelindo membeli 1.399 menara telekomunikasi, adapun CMI membeli 1.032 menara telekomunikasi. Dari penjualan tersebut, XL mengantongi dana sebesar Rp3,47 triliun.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Hafiyyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper