Bisnis.com, JAKARTA - Facebook akan melarang iklan yang mengklaim kemenangan salah satu pasangan calon dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS)
Melansir The Verge pada Kamis (1/10/2020), kebijakan tersebut mencakup iklan yang mengklaim kemenangan salah satu pasangan calon sebelum perhitungan selesai. Hal tersebut dikhawatirkan berpotensi menimbulkan kericuhan dan memengaruhi perhitungan sebenarnya.
Selain itu, Facebook juga melarang iklan yang mendorong pemilih untuk memilih pasangan calon tertentu lewat penipuan atau informasi yang salah.
Apa yang dilakukan oleh Facebook merupakan pembelajaran dari pemilihan presiden AS beberapa tahun lalu. Kebijakan tersebut juga merupakan respon atas permintaan iklan dari Donald Trump atau Joe Biden yang mengklaim kemenangan prematur pada 3 November 2020.
Ini adalah perhatian nyata untuk pemilihan presiden AS 2020. Karena adanya mail-in voting, proses pemilu diperkirakan akan memakan waktu lebih lama daripada tahun-tahun sebelumnya, dan hasil resmi kemungkinan tidak akan diumumkan pada 3 November.
Para ahli khawatir bahwa karena lebih banyak Demokrat diharapkan untuk memberikan suara melalui surat daripada Partai Republik, Trump dapat mengumumkan kemenangan awal, kemudian menabur keraguan tentang hasil karena lebih banyak suara Biden mengalir masuk.
Google kemungkinan memikirkan hal ini minggu lalu ketika mengumumkan akan melarang iklan pemilu setelah pemungutan suara ditutup pada 3 November.
Demikian pula, Facebook berusaha membatasi penyebaran informasi yang salah tentang pemungutan suara dengan kebijakan iklan yang menargetkan pemilu 2020. Itu sudah melarang iklan politik baru seminggu sebelum pemilihan.