TikTok Tunjuk Anita Wahid Jadi Anggota Dewan Penasihat Keamanan

Akbar Evandio
Selasa, 22 September 2020 | 14:49 WIB
Logo TikTok ditampilkan di TikTok Creator's Lab 2019 yang digelar Bytedance Ltd. di Tokyo, Jepang, Sabtu (16/2/2019)./Bloomberg-Shiho Fukada
Logo TikTok ditampilkan di TikTok Creator's Lab 2019 yang digelar Bytedance Ltd. di Tokyo, Jepang, Sabtu (16/2/2019)./Bloomberg-Shiho Fukada
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – TikTok, platform distribusi video singkat, memperkuat keamanan dan kenyamanan pengguna dengan membentuk Dewan Penasihat Keamanan Asia Pasifik.

Arjun Narayan selaku TikTok Director of Trust and Safety, Asia Pacific mengatakan penasihat eksternal ini terdiri dari para ahli yang berkompeten di bidang hukum dan kebijakan, serta akademisi dari berbagai wilayah.

“Dewan Penasihat ini bertugas memberikan nasihat mengenai kebijakan moderasi konten, serta keamanan dan kenyamanan pengguna, khususnya di Asia Pasifik,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (22/9/2020).

Dia menambahkan Dewan Penasihat akan menyatukan berbagai pendapat dari ahli yang dapat membantu mengembangkan kebijakan praktis. Bukan hanya untuk menjawab tantangan saat ini, tetapi juga merencanakan kebijakan untuk isu-isu yang akan dihadapi industri di masa mendatang.

Dia mengatakan bahwa tim Dewan ini akan memberikan materi sesuai dengan keahliannya dan saran mengenai kebijakan serta praktik moderasi konten TikTok untuk membantu penyusunan panduan tingkat regional dan global. Tim Dewan ini juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di satu wilayah yang dapat mempengaruhi platform dan pengguna TikTok, serta mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut.

Sementara, Anita Wahid yang terpilih menjadi salah satu Anggota Pendiri Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia Pasifik mengatakan bahwa dengan membentuk Dewan Penasihat Keamanan independen ini, TikTok telah menunjukkan komitmen untuk menjadikan platform yang aman bagi semua pengguna.

“Saya senang sekali dapat bekerja sama dengan anggota dewan lainnya untuk membahas permasalah di industri saat ini, serta mitigasi potensi bahaya ke depan," katanya.

Selanjutnya, dewan akan melakukan pertemuan di setiap kuartal untuk mendiskusikan isu-isu utama, termasuk keamanan daring, keamanan anak, literasi digital, kesehatan mental dan hak asasi manusia, selain itu juga melaporkan pengamatan dan memberikan rekomendasi mengenai isu-isu yang dibahas.

Berikut daftar Anggota Pendiri Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia Pasifik:

- Anita Wahid, Aktivis, Gusdurian Network Indonesia and President, MAFINDO (Indonesia Anti-Hoax Society), seorang aktivis dari Indonesia yang memiliki fokus terhadap isu penyimpangan hak asasi manusia dan anti-hoax dan mengerti mengenai isu keamanan anak dan kebutuhan konten agama.

- Jehan Ara, President, Pakistan Software Houses Association for IT & ITES and Founder, The Nest i/o adalah seorang pakar IT yang dihormati dari Pakistan yang akan memberikan keahliannya dalam isu yang berhubungan dengan konten secara umum.

- Amitabh Kumar, Pendiri, Social Media Matters, berasal dari India yang terkenal dengan berbagai inisiatifnya dalam kampanye digital. Beliau juga dihormati berkat program keamanan digitalnya yang fokus terhadap kepekaan gender, hak digital, dan keamanan online.

- Nguyen Phuong Linh, Executive Director, Management and Sustainable Development Institute, seorang advokat dari Vietnam yang mengadvokasi hak-hak kaum marginal, terutama anak-anak, anak muda, wanita dan penyandang disabilitas.

- Dr. Yuhyun Park, Pendiri, DQ Institute, berasal dari Singapura yang membawa pengalaman dan keahlian yang penting dalam bidang literasi, keterampilan, dan kesiapan digital.

- Prof. Akira Sakamoto, Profesor, Department of Psychology, Ochanomizu University, fokus terhadap penyimpangan media dan literasi digital yang berasal dari Jepang.

- Prof. Seungwoo Son, Profesor, Industrial Security, Chung-Ang University, berasal dari Korea Selatan, seorang ahli yang terkenal dalam bidang kekayaan intelektual dan hukum internet, yang mencangkup pencemaran nama baik, pornografi, dan informasi yang salah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper