Bisnis.com, JAKARTA – Konten audio yang dikemas dalam bentuk Siniar (Podcast) tengah menjadi tren beberapa waktu belakang. Pelaku pun tak luput menggunakan podcast untuk menarik sponsor komersial atau mengiklankan produk sendiri.
Pendiri jejaring podcast Box2Box Indonesia, Tio Prasetyo Utomo mengatakan bahwa podcast dapat menjadi medium yang ampuh untuk berbagai tujuan, seperti self branding, professional portfolio, resume, hingga tujuan monetisasi.
“Sumber iklan podcast bila dikerucutkan menjadi 3 yaitu langsung dari brand, perantaraan agency iklan, dan dari provider hosting podcast,” katanya lewat diskusi virtual Kelas Podcast Siberkreasi, Sabtu (12/9/2020).
Berdasarkan survei podcast magazine edisi Februari 2020 menyebutkan bahwa sponsorship atau iklan menjadi sumber pemasukan terbesar dari penyiar yang mencapai 54 persen.
Dia menjelaskan bahwa 42 persen penyiar pun dapat menjadikan produknya sebagai konten berbayar. Kemudian, koneksi bisnis dari podcast memberikan peluang 35 persen untuk pemasukan bagi penyiar.
“Ada juga yang melakukan kursus daring lewat podcast (18 persen), promosi produk sebagai afiliasi (18 persen), diundang jadi pembicara karena podcast (15 persen), dan jualan merchandise podcast (14 persen),” katanya.
Tio pun menjelaskan bahwa dalam menyisipkan iklan dalam sebuah podcast terdapat tiga kategori, yaitu di awal, di tengah, dan di akhir.
Menurutnya, untuk menyisipkan iklan di awal podcast (pre-roll) memberikan keuntungan yang bisa dikonsumsi langsung oleh pendengar, tetapi potensi untuk cepat dilewatkan (skip). Adapun durasi ideal untuk iklan di awal adalah 15 detik.
“Saya lebih menyarankan di tengah (mid roll). Biasanya menjangkau pendengar yang lebih loyal dan mengkonsumsi minimal separuh konten, durasi bisa 30—60 detik, tetapi iklan perlu masuk sehalus mungkin agar tidak mempengaruhi topik podcast,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa menaruh iklan di akhir podcasr (end roll) ditujukan untuk menjangkau pendengar yang sangat loyal.
“End roll lebih lama menempel di benak pendengar karena dia yang terakhir didengar. Durasi ideal 15-30 detik. Namun, iklan di bagian akhir rentan tidak menjangkau pendengar atau dilewati,” katanya.
Tio pun menyarankan bagi pelaku yang ingin melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan, brand produk, dan agensi dapat membuat Rate Card atau Proposal.
“Rate card memberi informasi tentang podcast, demografi pendengar, jumlah unduhan, biaya per iklan, dan bonus. Namun, penting untuk memberikan informasiapa keuntungan dari [calon] brand atau produk dengan beriklan di podcast kita,” katanya.
Sekedar catatan, jaringan penyedia layanan profesional PricewaterhouseCoopers (PwC) di dalam laporan Global Entertainment and Media Outlook 2019-2023 memperkirakan bahwa pendapatan iklan podcast diproyeksikan akan tumbuh 23,1 persen menjadi US$1,4 miliar dari 2019 hingga 2023.
Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa pendapatan iklan podcast akan melebihi revenue dari sirkulasi koran digital pada 2022. Secara umum pendapatan iklan dari format audio, yakni musik dan radio di samping podcast, terus menunjukkan tren bertumbuh.
Menurut PwC, kenaikan popularitas format media audio belakangan ini turut ditunjang oleh sejumlah faktor, termasuk penjualan perangkat speaker pintar, tumbuhnya kepercayaan pengiklan terhadap pemirsa podcast, berikut akuisisi dan investasi oleh para pemainnya seperti Spotify.