Bos Telkom: Cakupan Sinyal 4G Indonesia Tak Sampai 50 Persen

Akbar Evandio
Sabtu, 12 September 2020 | 01:35 WIB
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Ririek Adriansyah menyapa wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Ririek Adriansyah menyapa wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) melihat dengan kebutuhan ekonomi yang sangat menggantungkan teknologi, pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk memastikan seluruh bagian wilayah Indonesia bisa terpapar sinyal 4G.

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan secara geografis pemerataan sinyal 4G di Tanah Air masih kurang dari 50 persen, yaitu 49,33 persen. Adapun dari sisi populasi jaringan 4G telah mencapai angka 95 persen.

“Kami bersama berbagai operator seluler yang ada ikut membantu agar nantinya desa yang sekarang ini belum ter-cover bisa segera mendapatkan sinyal 4G,” katanya lewat diskusi daring, Jumat (11/9/2020) malam.

Selain itu, dia mengatakan industri telekomunikasi memiliki mencakup bisnis cukup luas. Perkembangan ekonomi digital yang terus pesat di Indonesia sangat bergantung pada sektor telekomunikasi.

“Secara umum, di Indonesia masih ada sekitar 30 persen orang yang belum menggunakan ponsel pintar. Ini menjadi PR bersama bagaimana mereka bisa menggunakan smartphone, sehingga bisa mengikuti berbagai kegiatan. Mungkin perlu pemerintah mendorong industri lokal untuk membuat ponsel pintar murah,” ujarnya.

Sementara itu, Co-founder Komunitas Modal Rakyat, Wafa Taftazani mengatakan kebutuhan akses menjadi langkah penting, agar masyarakat bisa produktif dengan akses internet dan melakukan berbagai kegiatan untuk berkontribusi dalam ekosistem perekonomian.

“Bisa berinvestasi, atau kalau mereka pelaku usaha, mereka bisa mendapatkan modal,” katanya.

Adapun, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima menyebut transformasi digital adalah salah satu skema percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Pelaku usaha diharapkan bisa beradaptasi dengan transaksi pasar digital.

“Teknologi informasi dan komunikasi secara nyata telah menjadi faktor yang fundamental dari lini produksi, dan secara signifikan meningkatkan efisiensi prosesnya. SDM dengan keterampilan bidang digital akan benar-benar menjadi agen perubahan bagi negara manapun di dunia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper