Bisnis.com, JAKARTA – Komputasi awan dinilai menjadi kunci vital dalam mempercepat dan sebagai jalan pintas menuju transformasi digital Tanah Air.
Tanto Suratno, Direktur Bisnis dan Sales FLOU Cloud dan PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) menyebutkan bahwa selain mempersiapkan talenta digital dan keterampilan sumber daya. Transformasi digital membutuhkan roda penggerak lainnya, seperti sosial media, informasi data, mobile, dan komputasi awan.
“Dengan adopsi teknologi awan, membangun talent, kapabilitas, memiliki budaya mobile, sosial, dan budaya data bisa dilakukan dalam sekali langkah. Awan menjadi kunci vital yang bisa mempercepat pintas transformasi digital secepatnya dengan tetap mempertimbangkan semua aspek yang ada,” ujarnya lewat diskusi virtual Bisnis, Teknologi Cloud: Transformer Bisnis Masa Depan, Kamis, (27/8/2020).
Dia mengungkapkan bahwa dalam suasana perayaan hari Kemerdekaan RI Ke-75, anak bangsa mampu membuat layanan komputasi awan yang kompetitif untuk Multi Hybrid Cloud, yaitu FLOU Cloud sebagai Cloud Services yang didukung oleh teknologi dari Telkom group.
Dia menjelaskan bahwa FLOU Cloud yang diperkenalkan ini merupakan versi 1.0 yang ditujukan untuk mendukung enterprise, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perusahaan rintisan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Pemerintah.
“Jadi, untuk segmen pertama yaitu UMKM bisa langsung coba tanpa bayar, itu tidak ada biaya. Kalau startup butuh pengembangan dan baru mau berinovasi juga gratis, kami berikan gratis. Kami ingin tumbuh bersama bisnis mereka,” jelasnya.
Menurutnya, FLOU Cloud menandakan suatu kekuatan yang dinamis dengan tidak ada ketidak batasan bergerak cepat untuk memberikan inovasi dalam memenuhi kebutuhan pasar Tanah Air.
Adapun mengenai keamanan Data, Tanto mengamini bahwa keamanan data menjadi aspek penting dari komputasi awan dan digitalisasi saat ini.
Adapun, dia mengklaim bahwa selain memberikan harga murah pada layanannya, FLOU Cloud juga memiliki konsen terhadap keamanan.
“Murah bukan berarti tidak aman itu yang ingin kami bongkar, bahwa tetap aspek keamanan data ini menjadi sesuatu yang prioritas kami. Nah, ini juga menjadi salah satu konsern kami karena salah satu segmen yang menjadi target kami adalah pemerintah dan BUMN, dimana aspek keamanan itu nomor satu,” jelasnya.
Dia menyebutkan bahwa perusahaan menginginkan seluruh pengguna dapat menggunakan teknologi awan mereka tanpa khawatir.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia (ACHI), Rendy Maulana Akbar menyebutkan keuntungan dari hadirnya layanan cloud tersebut meramaikan layanan komputasi awan di Tanah Air.
“Makin ramainya pasar, harga makin kompetitif, sehingga masyarakat makin memiliki pilihan dalam memilih layanan,” terangnya.
Namun, dia menjelaskan bahwa cloud maupun sistem tradisional masih memiliki kerentanan dalam mengantisipasi serangan siber.
“Cloud maupun sistem tradisional sama sama rentannya dengan serangan siber. Jadi, kalau ada yang bilang awan lebih aman belum tentu, sama halnya dengan layanan tradisional, harus tetap ada layanan backup, firewall, antivirus, pengelolaan layanan, dan semua harus dihitung biayanya dengan cermat,” terangnya.