Bisnis.com, JAKARTA - Bangkai paus biru dengan berat sekitar 100 ton yang terdampar di pantai Batu Kapala, Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) hilang terbawa arus laut.
Akun Youtube Rap Hita Channel melaporkan paus tersebut terdampar di Pantai Batu Kapala Kota Kupang dan dalam kondisi sudah mati karena faktor usia.
"Diperkirakan sudah 70-an tahun dan akhirnya terdampar sampai ke tepi laut, rencana akan segara dievakuasi untuk dikuburkan oleh pihak terkait," tulis Rap Hita Channel.
Simak posisi paus biru tersebut dari video Youtube Rap Hita Channel di atas.
Sementara itu, dari Kupang kantor berita Antara melaporkan bahwa paus biru atau Blue Whale dengan nama ilmiah Balaenoptera musculus itu sudah tidak berada di lokasi.
Beberapa warga yang melintas di sekitar lokasi tersebut sempat berhenti untuk mencari tahu keberadaan paus tersebut, namun tak terlihat, padahal kondisi air sedang surut.
"Tadi malam masih ada di sini, pagi ini saya turun ke pesisir untuk melihatnya, tapi sudah tidak ada lagi, mungkin hanyut terbawa air laut saat sedang pasang," kata Ansel, warga Nunhila yang ditemui di lokasi, Selasa (22/7/2020) seperti dilaporkan Antara.
Ia meyakini tak mungkin ada yang bisa menarik paus yang beratnya mencapai 100 ton tersebut.
Sementara itu Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Zaydi ketika dihubungi mengatakan bahwa paus itu diketahui hanyut terbawa oleh air laut saat pasang.
"Semalam kami dari BBKSDA menerjunkan tim untuk bertugas menjaga paus tersebut namun paus itu hanyut," ujar dia.
Ia mengatakan sudah mendapatkan laporan dari petugas BBKSDA yang bertugas menjaga paus terdampar dan mati tersebut.
Zaydi mengatakan bahwa pada Selasa malam sekitar pukul 22.30 wita tim UPS BBKSDA NTT yang piket di lokasi melaporkan paus sudah mengambang di air dan hanyut.
Timpun berusaha mencari paus tersebut dan berusaha mengejar paus itu dengan speed boat namun tak sempat karena hilang dan semakin gelap keadaan di laut.
"Teman-teman tetap melakukan upaya pencarian dan penyisiran sampai saat ini," katanya.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji ketika dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan informasi itu. Ia mengatakan akan terjun langsung ke lokasi untuk memastikan hilangnya paus itu.
"Kalau sudah hilang akan sulit dilacak. Kalau badannya sudah membusuk dan perutnya pecah, akan tenggelam sendiri," tambah dia.
Ia juga mengatakan bahwa paus itu dilaporkan pertama kali oleh warga pada Selasa (21/7), pukul 10.00 wita. Namun baru terdampar di pesisir pantai itu sekitar pukul 15.00 wita.
Pada Rabu (22/7) pukul 10.00 wita akan dilakukan penguburan di dalam pasir seperti yang dilakukan sebelum-sebelumnya.