Bisnis.com, JAKARTA – Nilai pasar musik streaming di Indonesia diperkirakan tembus hingga US$148 juta atau sekitar Rp2,1 triliun pada tahun ini.
Proyeksi tersebut menempatkan Indonesia sebagai nilai pasar musik streaming terbesar ke-18 di seluruh dunia.
Lembaga riset dan statistik yang berbasis di Hamburg, Jerman, Statista GmBh, mengumumkan proyeksi terbarunya per Juni 2020, usai memasukkan analisis mengenai dampak Covid-19 yang mewabah di dunia.
Dalam laporan tersebut, Statista mengungkapkan bahwa pendapatan (revenue) di segmen streaming musik di Indonesia diproyeksikan mencapai US$148 juta pada tahun 2020. Pendapatan diharapkan menunjukkan tingkat pertumbuhan (CAGR 2020-2024) sebesar 6,4%, menghasilkan volume pasar yang diperkirakan sebesar US$190 juta pada 2024.
Sementara, penetrasi pengguna diperkirakan mencapai 4,8% pada tahun ini dan diproyeksikan tembus hingga 5,7% pada 2024. Adapun, pendapatan rata-rata per pengguna (average revenue per user/ARPU) diperkirakan akan mencapai US$11,38.
Proyeksi pendapatan musik streaming sebesar US$148 juta itu meningkat 15% secara tahunan (year-on-year/y-o-y), dan diperkirakan menjadi pertumbuhan tertinggi dalam rentang 2018 hingga 2024.
Pada 2021, pertumbuhan revenue bakal melambat dengan peningkatan revenue sebesar 7,8% dan terus menurun dengan pertumbuhan hanya 4,9% pada 2024.
Sementara jumlah pengguna pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 13 juta atau tumbuh 10,1% y-o-y. Jumlah pengguna diperkirakan akan terus bertumbuh mencapai 16,2 juta pada 2024.
Riset tersebut juga menunjukkan bahwa proyeksi revenue sebesar US$148 juta pada 2020 menempatkan Indonesia di posisi 18 besar. Adapun, posisi pertama dihuni oleh AS dengan perkiraan revenue streaming musik mencapai US$6,01 miliar pada tahun ini.
Posisi kedua ditempati oleh China dengan perkiraan revenue US$1,56 miliar pada tahun ini. Posisi ketiga ditempati oleh Jepang dengan perkiraan revenue sebesar US$883 juta pada 2020.
Uniknya, penetrasi pengguna streaming musik di Indonesia pada tahun ini diperkirakan hanya 4,8%, yang menempatkan Indonesia pada posisi 144 dunia. Sementara penetrasi pengguna streaming musik teratas ditempati oleh Luxemburg dengan 27,8%, yang disusul oleh Islandia dengan 26,4% dan Singapura 25,4%.
Jika ditengok dari Statista Global Consumer Survey per Oktober 2019, pengguna streaming musik di Indonesia didominasi oleh umur 25 hingga 34 tahun dengan porsi 45%, disusul oleh pengguna umur 18 hingga 24 tahun dengan porsi 28,6%, dan umur 35 hingga 44 tahun dengan porsi 26,4%.
Uniknya, berdasarkan data Oktober 2019 itu, pengguna streaming musik di Indonesia justru didominasi oleh mereka yang berpenghasilan rendah dengan porsi 45,2%. Sementara, pengguna berpenghasilan menengah memiliki porsi 31,1%, dan pengguna berpenghasilan tinggi memiliki porsi 23,7%.