Ada Isu Pelonggaran PSBB, Warganet Berisik di Twitter

Rahmad Fauzan
Minggu, 24 Mei 2020 | 18:17 WIB
Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Minggu (17/5/2020). Meski pertokoan di Pasar Tanah Abang tutup karena PSBB, menjelang hari lebaran kawasan tersebut dipadati pedagang kaki lima yang berada di gang-gang dekat pasar. Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Minggu (17/5/2020). Meski pertokoan di Pasar Tanah Abang tutup karena PSBB, menjelang hari lebaran kawasan tersebut dipadati pedagang kaki lima yang berada di gang-gang dekat pasar. Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Antusiasme publik terhadap isu pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terpantau cukup tinggi. Hal tersebut terungkap lewat akun Twitter milik pencipta aplikasi Drone Emprit Ismail Fahmi pada Rabu (23/5/2020).

"Percakapan tentang pelonggaran PSBB terlihat banyak dilakukan oleh akun yang terindikasi organik. Menandakan tingginya antusiasme publik atas isu ini," tulis Ismail dalam aku Twitternya seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (24/5/2020).

Berdasarkan analisa bot yang ditampilkan Drone Emprit, terdapat 11.684 author dengan total unggahan percakapan terkait dengan isu pelonggaran PSBB sebanyak 14.727. Total unggahan tersebut telah di-retweet sebanyak 12.657 kali dengan jumlah mention 1.510 kali, dan di-reply hingga 560 kali.

"Wacana pelonggaran PSBB yang sempat terdengar dari pemerintah dikritik keras oleh netizen, dan media juga menganggap itu gegabah," imbuh Ismail.

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional tiga kriteria langkah kesehatan yang harus dipenuhi jika hendak melakukan pelonggaran pembatasan sosial merujuk ke World Health Organization (WHO).

Pertama, yang menjadi syarat mutlak adalah terpenuhinya kriteria epidemologi dengan indikator angka reproduction rate (Rt) atau reproduksi efektif harus mencapai di bawah 1 selama dua pekan. Untuk mencapai itu, angka reproduksi (R0) atau tren kasus baru harus berada di bawah 1 selama dua pekan.

Kedua, yakni kualitas sistem kesehatan yang terlihat dari kemampuan menangani kasus baru Covid-19; ketiga, survei yang mencakup kapasitas pengetesan Covid-19. Untuk melakukan penyesuaian PSBB, pemerintah harus memiliki kapasitas tes laboratorium yang cukup dan memiliki strategi tes yang jelas.

WHO menyaratkan jumlah tes per 1 juta penduduk bisa mencapai 3.500 jika hendak melakukan pelonggaran PSBB. Adapun, kapasitas Indonesia masih sebanyak 1.838 tes per 1 juta penduduk pada 19 Mei 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper