Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini, perusahaan-perusahaan rintisan anyar harus berjuang lebih keras jika ingin menjelma sebagai perusahaan super ekosistem ataupun super apps.
Pasalnya, ruang kesempatan bagi perusahaan-perusahaan rintisan untuk menjadi perusahaan super app saat ini dinilai makin sempit, di mana gap antara startup super apps dan startup anyar sudah sangat jauh.
Co-Founder dan CEO IZY.ai, salah satu perusahaan rintinsan penyedia layanan penyewaan kamar hotel, Gerry Mangentang, berpendapat hal yang bisa dilakukan oleh startup anyar adalah mengisi gap bisnis yang ada.
"Contohnya, walaupun kami termasuk hotel/travel tech, tapi kami tidak menyasar online travel agent (OTA) yang merupakan ranah raksasa seperti Traveloka, Booking.com, Tiket.com, Agoda, dan sebagainya. Kami justru menyasar bagian yang mana belum bisa, dan kemungkinannya tidak akan bisa, masuk dalam waktu dekat, yaitu sewaktu tamu stay di hotel, mulai dari check in sampai dengan check out," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/3/2020).
Menurutnya, perusahaan OTA raksasa bisa menjadi salah satu potensi perusahaan untuk exit strategy atau akuisisi. Adapun, hal yang menjadi pertanyaan utama adalah kapan, siapa, dan berapa nilai valuasi yang dimiliki.
"Itu mungkin menjadi tantangan utama dalam merintis startup sekarang ini. Memetakan gap yang belum tersentuh super apps dan sebagainya, atau menjadi komplemen dari ekosistem mereka [super apps], dan suatu saat mungkin bisa diakuisisi atau diinvest. Tapi juga jangan sampai mereka malah kembangkan sendiri produk yang sama yang akan melibas startup baru," jelasnya.