Bisnis.com, BANDUNG - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro meminta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) fokus mengembangkan satelit dan pesawat tanpa awak di Indonesia.
“Diharapkan adalah penguasaan teknologi, sehingga Lapan memiliki konsentrasi terhadap satelit dan memprioritaskan. Tentunya diharapkan adalah satelit yang nantinya punya kapasitas besar yang tidak hanya digunakan untuk keperluan pertahanan tapi juga kepentingan komersial,” katanya dalam keterangan tertulis Rabu (29/1/2020).
Bambang menuturkan bahwa saat ini Indonesia masih bergantung pada penyedia atau pemilik satelit dari luar negeri. Alhasil Indonesia harus mengimpor jasa pemanfaatan satelit dari negara-negara lain.
“Kita sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa banyak memiliki keistimewaan. Selain memiliki iklim tropis, curah hujan dan suhu stabil tapi juga memiliki keistimewaan lain. Indonesia merupakan lokasi yang strategis untuk membangun bandar antariksa untuk peluncuran roket,” jelasnya.
Selain itu, Menteri Bambang juga mengatakan, Indonesia perlu memiliki dan mengembangkan sebuah alat teknologi untuk ketahanan negara. Salah satunya, pesawat tanpa awak atau drone. Dia pun berpesan kepada lembaga tersebut untuk tak mengabaikan hal ini.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, Menteri Bambang telah mengarahkan pihaknya agar fokus pada teknologi keantariksaan pengembangan satelit, didukung dengan pengembangan drone. Sebab pesawat tanpa awak dan satelit merupakan satu bagian yang integral untuk sistem pemantauan.
Dia menyebut bahwa Lapan telah menjadi koordinator dalam program pengembangan satelit dalam Prioritas Riset Nasional 2020-2024, yaitu membuat satelit komunikasi orbit rendah konstelasi.
“Pada prioritas riset nasional nanti, tentu di dalamnya bukan hanya untuk komunikasi tapi satelit untuk penginderaan jauh juga menjadi program yang terus dilanjutkan,” ujarnya.