Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan bahwa peralihan siaran analog ke digital merupakan suatu kebutuhan.
Dia mengatakan seluruh negara saat ini telah beralih dari siaran analog ke digital. Adapun Indonesia tertinggal dan belum beralih karena banyak hal.
Johnny berpendapat bahwa dengan terhambatnya peralihan dari siaran analog ke digital maka masyarakat menjadi korban.
“Kasihan masyarakat belinya TV digital, [tetapi] siarannya TV analog. Yang rugi siapa? Masyarakat. Pemerintah tidak mau masyarakat rugi,” kata Johnny di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Adapun, mengenai siaran bersamaan antara digital dan analog, yang rencananya akan diselenggarakan pada Januari 2020, dan baru diikuti oleh 2 lembaga penyiaran swasta (LPS), Johnny enggan berkomentar.
Sebelumnya, PT Trans Media Corpora (Trans Media) dan PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) berkomitmen untuk menggelar siaran analog dan digital secara bersamaan, atau siaran simulcast, di 12 provinsi pada November 2019.
Komisaris Trans Media Ishadi S.K. mengatakan bahwa saat ini secara infrastruktur perseroan telah siap menggelar siaran simulcast di 12 provinsi, sebagai persiapan untuk migrasi sistem penyiaran dari analog ke digital.
Adapun 12 provinsi tersebut antara lain Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara.
“[Siaran] simulcast besok pun kami sudah bisa lakukan. Cuma saat ini yang kita butuhkan baru tiga titik yang percobaan,” kata Ishadi di Jakarta, Senin (11/11/2019).
Sementara itu, Direktur Pemberitaan Metro TV Don Bosco Selamun mengatakan perseroan sudah membangun infrastruktur di 11 provinsi. Dia mengatakan Metro bersama Trans Media berkomitmen untuk mendukung siaran digital.
“Kedua Group tidak melihat ada langkah mundur dari sisi geopolitik, Bisnis, dan lain lain. Ini merupakan waktu yang tepat. Untuk kita teruskan. Kedua grup sudah siap,” kata Don Bosco.