Bisnis.com, JAKARTA – Operator seluler menggenjot pembangunan Base Tranceiver Station (BTS) 4G di sisa tahun, untuk memperluas cakupan jaringan dan meningkatkan kualitas jaringan agar pengalaman pelanggan dalam menggunakan internet makin nyaman.
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menjadi operator pertama yang menyelesaikan target pembangunan BTS.
Pada 2019, Telkomsel berencana menambah 20.000 BTS 4G. Pembangunan BTS berjalan mulus dan cepat sehingga pada kuartal III/2019, target tersebut terlampaui 109% Telkomsel berhasil membangun 22.000 BTS 4G. Adapun total BTS yang dimanfaatkan Telkomsel hingga 9 bulan pertama 2019 menjadi 209.910 BTS 3G/4G.
Sementara itu, PT Indosat Tbk. berencana membangun 18.000 BTS 4G pada 2019. Indosat telah merampungkan 68,15% dari target yang ditetapkan selama 9 bulan pertama 2019. Adapun total BTS 4G yang digunakan Indosat saat ini sebanyak 29,317 BTS atau bertambah sekitar 12.267 BTS 4G selama periode Januari – Sepetember 2019.
Selain menggenjot pembangunan BTS, dalam memperkuat kualitas layanan data yang diberikan, Indosat juga menargetkan fiberisasi 30% dari jaringan yang dimiliki.
Sementara itu, PT XL Axiata Tbk berencana membangun 21.000 BTS pada 2019. XL Tidak merinci jumlah BTS 4G yang ingin dibangun. Tercatat pada akhir 2018, total BTS yang dioperasikan XL untuk semua teknologi sebanyak 118.596 BTS. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 10.665 BTS selama periode Januari – September 2019.
XL Axiata juga mendorong fiberisasi pada tahun ini. XL menargetkan untuk fiberisasi 50% dari jaringan yang dimiliki hingga akhir tahun.
Head of External Communications PT XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan pembangunan jaringan yang digalakan bertujuan untuk berekspansi jaringan, termasuk keluar jawa. Pembangunan juga bertujuan untuk peningkatan kualitas jaringan agar pelanggan makin nyaman menggunakan layanan XL.
Dia mengatakan pembangunan BTS 4G masih akan terus dilakukan menyesuaikan dengan rencana perkembangan dan kebutuhan.
Adapun mengenai BTS 2G, jumlahnya berkuran sebesar 7% secara tahunan. Henry mengatakan XL Axiatan masih akan terus melakukan pengurangan untuk infrastruktur BTS 2G karena lalu lintas penggunaan layanan 2G sudah jauh berkurang dan mayoritas sudah beralih melalui 4G.
“Pengurangan tersebut tentu harus dilakukan secara bertahap atau tidak sekaligus karena XL Axiata juga memiliki komitmen untuk tetap menjaga kenyamanan pelanggan-pelanggan yang masih menggunakan layanan 2G tersebut,” kata Henry kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.
XL Axiata mengaggarkan belanja moda sebesar Rp7,5 triliun. Sebagian besar belanja modal tersebut digunakan untuk ekspansi dan memperkuat jaringan.
Sementara itu, GM External Corporate Communications Telkomsel Aldin Hasyim mengatakan pembangunan jaringan yang dilakukan perseroan sesuai target.
Dalam menggelar jaringan, sambungnya, perseroan berfokus ekspansi ke wilayah-wilayah yang belum tercakup jaringan 4G Telkomsel.
“Hal ini kami lakukan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan dan juga untuk memperluas cakupan serta peningkatan kualitas jaringan 4G kami di seluruh Indonesia dengan teknologi-teknologi terbaru,” kata Aldin.
Di samping itu, lanjutnya, Telkomsel juga mendorong fiberisasi untuk pembangunan BTS sehingga dapat memenuhi kebutuhan kapasitas dan teknologi terkini. Saat ini fiberisasi sudah diterapkan di sebagian besar jaringan Telkomsel.
Adapun, Wakil Direktur Utama PT Hutchison 3 Indonesia, Danny Buldansyah mengatakan hingga Agustus 2019 perseroan telah membangun 5.000 BTS baru atau sekitar 62,5% dari target yang ditetapkan di awal 2018 yaitu 8.000 BTS.
Danny mengatakan dalam penambahana BTS baru perseroan berfokus pada peningkatan kapasitas dan ekspansi jaringan.
3 Indonesia membagi pembangunan BTS menjadi dua tahap. Tahap pertama untuk ekspansi, yang berarti menarik pelanggan baru. Tahap kedua, peningkatan kapasitas guna meningkatkan kualitas jaringan di tempat yang dinilai cukup padat.
Danny mengatakan selain menambah BTS baru, untuk mendukung jaringan di tempat yang padat perseroan juga memanfaatkan teknologi Massive Multiple Input Multiple Output (MIMO).
“Sampai akhir tahun akan 50% [untuk ekspansi] dan 50% [untuk kapasitas],” kata Danny.
Danny juga mengatakan penambahan 8.000 BTS baru dinilai cukup untuk memberi jaringan yang handal terhadap 40 juta – 45 juta pelanggan mereka di akhir 2019.
Sementara itu, Deputi CEO PT Smartfren Telecom Tbk, Djoko Tata Ibrahim, mengatakan bahwa perseroan berencana menambah 5.000 BTS baru pada 2019. Adapun hingga Agustus 2019, diperkirakan pembangunan BTS telah mencapai 50%.
Djoko mengatakan pemakaian BTS baru akan difokuskan untuk peningkatan kapasitas. Dia mengatakan 75% dari BTS baru akan mendukung jaringan di lokasi-lokasi yang mulai padat. Adapun sekitar 25% akan difokuskan untuk ekspansi jaringan. Pada 2018 jumlah BTS Smartfren sebanyak 25.000 BTS, dengan tambahan 5.000 BTS artinya Smartfren menargetkan 30.000 BTS pada 2019.
“75% untuk kapasitas karena pertumbuhan pelanggan yang sangat luar biasa di Smartfren,” kata Djoko.
Smartfren menargetkan pada 2020 nanti, akan menambah sekitar 6.000 BTS 4G, untuk meningkatkan kapasitas jaringan seiring dengan lonjakan jumlah pelanggan yang terjadi di perseroan.