Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi dagang daring, Kudo, resmi bertransformasi menjadi GrabKios sebagai bagian dari upaya perusahaan dalam melakukan digitalisasi yang saat ini menjadi jalan baru bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan daya saing.
Head of GrabKios yang sebelumnya menjabat sebagai CEO dan Co-Founder Kudo Agung Nugroho mengatakan transformasi bisnis dilakukan agar warung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mampu bersaing dengan channel-channel modern.
"[Pasalnya] Warung sudah mulai tergeser karena daya saingnya kurang, harga barangnya mahal, dan pelayanannya itu-itu saja. Dengan teknologi kami coba angkat daya saing itu," ujarnya di Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Agung melanjutkan, melalui GrabKios para pemilik warung dapat belanja barang-barang inventarisasi dengan cara yang lebih mudah, harga lebih murah, serta memiliki produk-produk selain dari yang biasa dijual.
Adapun, melalui GrabKios pelaku UMKM juga dapat melakukan transaksi remitansi dan penjualan emas. Menurut Agung, pihaknya memberdayakan warung UMKM dengan kemampuan melakukan transaksi seperti itu tanpa menghilangkan jati diri warung tersebut.
GrabKios telah memiliki 2,6 juta mitra warung di 505 kota dan jumlah tersebut ditargetkan bertambah menjadi 4 juta warung pada 2021. Untuk mencapai target tersebut, GrabKios akan merangkul mitra lokal serta pemerintah untuk terlibat dalam upaya pemberdayaan.
Adapun, GrabKios juga menambahkan beberapa layanan ke dalam aplikasinya, salah satunya adalah layanan investasi emas, dan menjalin kerja sama dengan PT Antam Tbk. serta aplikasi jual beli emas secara syariah, Tamasya.
Dalam kerja sama tersebut, PT Antam Tbk. menyediakan sertifikat untuk setiap transaksi penjualan emas di GrabKios. Sejauh ini, untuk jual-beli emas di GrabKios sudah berlangsung di Pulau Jawa dan terverifikasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
Selain itu, GrabKios juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta didukung oleh Perum Bulog dan Bank Mandiri Tbk.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki menilai terhubungnya sebanyak 2,6 juta mitra agen GrabKios ke dalam sistem ekonomi digital merupakan terobosan yang secara tidak langsung mendorong pelaku UMKM menjadi lebih kompetitif.
"Melalui pemanfaatan digitalisasi di dalam bisnisnya, warung akan semakin kompetitif dalam menghadapi persaingan dengan ritel modern maupun dalam memberikan layanan kepada konsumen," ujar Teten.
Selain itu, lanjutnya, pelaku UMKM dinilai harus memiliki market intelligence agar dapat bersaing dengan pemain asing yang sudah memiliki kemampuan menangkap selera pasar.
"Ini kita belum punya. Ke depan kita harus punya kemampuan untuk membaca selera pasar sehingga UMKM bisa memproduksi komuditasnya sesuai dengan selera pasar. Kalau tidak aplikasi ini akan dikuasai oleh barang-barang impor," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menambahkan kemitraan yang dijalin dengan GrabKios merupakan bentuk komitmen Bulog dalam menjamin ketahanan pangan di Tanah Air.
Pihaknya berharap upaya yang dilakukan Bulog untuk masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital dapat memberikan dampak positif pada masa mendatang.