Bisnis.com, BANDUNG - Sejumlah pejabat tinggi AS dan negara sekutunya ternyata ikut menjadi sasaran perangkat lunak peretas aplikasi pesan singkat WhatsApp.
Menurut sumber Reuters yang memahami perkara investigasi internal WhatsApp, sasaran aksi penyadapan ini merupakan pejabat tinggi dan tentara di 20 negara yang tersebar dalam lima benua.
"Banyak dari negara-negara tersebut adalah sekutu AS," ungkap sumber Reuters, Kamis malam waktu AS (31/10/2019)
Baca Juga Nokia Sasar Pengembangan 5G |
---|
Aksi peretasan besar-besaran ini dapat memberikan konsekuensi politik dan diplomasi yang luas. Bahkan, dugaan jumlah korban peretasan ini lebih masif dibandingkan laporan sebelumnya.
WhatsApp telah menggugat perusahaan pengawasan Israel, NSO Group, karena membantu mata-mata pemerintah membobol sekitar 1.400 ponsel di 4 benua.
Pihak yang menjadi sasaran peretasan mencakup diplomat, politisi, wartawan, dan pejabat senior pemerintahan.
Baca Juga Pelanggan XL Susut 1,1 Juta |
---|
Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal San Francisco, WhatsApp menuduh NSO memfasilitasi kegiatan peretasan pemerintahan di 20 negara. Negara-negara itu mencakup India, Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.
WhatsApp yang berada di bawah payung Facebook menyebutkan 100 masyarakat sipil telah menjadi sasaran peretasan.
WhatsApp mengatakan telah mengirimkan pemberitahuan peringatan kepada pengguna yang terdampak dari penyadapan tersebut pada awal pekan ini. Namun, perusahaan menolak untuk mengomentari identitas klien NSO Group, yang akhirnya memilih target.