PRESIDEN GRAB INDONESIA RIDZKI KRAMADIBRATA : "Kami Ingin Bangun Ekosistem"

Puput Ady Sukarno & Sri Mas Sari
Senin, 28 Oktober 2019 | 11:58 WIB
Direktur Consumer Service Telkom Siti Choiriana (kedua kanan) bersama Vice President Marketing Management Aulia E. Marinto (kanan) berbincang dengan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata (kedua kiri) dan Executive Director Ongki Kurniawan, usai penandatangananan kerja sama di Jakarta, Senin (24/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Direktur Consumer Service Telkom Siti Choiriana (kedua kanan) bersama Vice President Marketing Management Aulia E. Marinto (kanan) berbincang dengan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata (kedua kiri) dan Executive Director Ongki Kurniawan, usai penandatangananan kerja sama di Jakarta, Senin (24/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Bagikan

1Health Technology Jadi Fokus Kami

Apa program Grab dalam membantu startup di Indonesia?

Kami ada program Grab venture velocity. Ini program untuk percepatan startup tapi bukan dari nol, tapi sekitar Seri A, yakni sudah ada funding dan sudah punya market. Salah satu contohnya adalah untuk layanan home cleaning yang batu saja diluncurkan Grab, yakni kita bekerja sama dengan Sejasa.

Sejasa ini yang service kulkas mesin cuci dan lain-lain. Mereka sudah beroperasi selama ini tetapi masuk dalam program Grab venture kami, dari situ tidak hanya dikasih mentorship tapi juga persiapan menuju aplikasi kami. Jadi ini yang penting.

Karena kebanyakan startup selain butuh dana pengembangan, tapi ada hal yang tidak dimiliki banyak startup yakni akses kepada pasar. Jadi kalau masuk ke Grab, maka akses kepada pasar itu terbuka. Ini hal baru bagi startup, terbukti mereka tumbuh dengan baik.

Apa rencana jangka pendek dan panjang Anda untuk Grab Indonesia?

Kalau rencana jangka pendek yang berkaitan dengan Grab for good, kami ada beberapa program. Dalam jangka pendek ini, health technology menjadi fokus kami.

Kami akan menggunakan teknologi tinggi, artificial intelligence. Bukan menggantikan manusia, tetapi untuk menambah produktivitas medical doctors dan membantu dia melaksanakan tugas sehari-hari.

Itu sangat penting untuk membuka akses layanan kesehatan dari Sabang sampai Merauke. Dengan bantuan artificial intelligence, karena seorang dokter bisa melayani lebih banyak pasien, harga akses layanan kesehatan akan turun. Jadi, tidak hanya aksesnya yang bisa dijangkau, tetapi juga terjangkau dari segi harga layanan.

Kalau jangka panjangnya, kami ingin melakukan inovasi-inovasi, tapi kami melihat inovasi itu tidak akan kami lakukan sendiri. Kami tidak pernah melihat Grab akan melakukan semuanya sendirian. Kami ingin membangun ekosistem di Indonesia.

Adapun program jangka panjangnya, kami ingin membangun kolaborasi. Bisa dilihat dengan Ovo, Happy Fresh, misalnya. Itu bentuk kolaborasi jangka panjang. Kami akan membangun kolaborasi dengan yang lain.

Unsur penting lainnya adalah pengembangan talenta dan startup, di mana dalam program kami yang ada sekarang ini adalah Grab Ventures Velocity. Apa sih goal-nya? Ujungnya kolaborasi juga.

Kalau sudah susun rencana dari awal, lalu buntu di tengah jalan, biasanya apa yang Anda lakukan untuk memecahkannya?

itu memang cukup sering terjadi. [Pertama] beberapa hal yang kami lakukan adalah --ini klasik sebetulnya-- lihat dari angle yang lain. Kadang kami harus mendobrak pola pikir kami atau mengundang orang baru untuk melihat situasi itu. Kedua, live your product, also live your issue. Artinya, harus turun ke lapangan kadang-kadang. Hal-hal yang mungkin enggak kelihatan jadi kelihatan setelah kita turun ke lapangan. Misalnya, ketika ada penolakan di daerah tertentu dari masyarakat. Setelah kami turun ke sana, masalahnya ternyata simpel, hanya kurang pengenalan.

Misalnya, mereka khawatir masyarakat setempat tidak ikut menikmati. Kami lalu lakukan rekrutmen. Ketika kami turun langsung, orang akan apresiasi juga. Itu enggak kelihatan kalau kami tidak turun langsung.

Keputusan paling salah atau paling tepat apa yang pernah Anda buat selama memimpin Grab?

Saya rasa membuat kesalahan sih cukup sering. Pertama, kami ini industri pionir yang sebelumnya enggak ada. Kalau mencari pakar ridehiling itu enggak ada. Jadi, kami belajar.

Pakar health technology juga kami yang ciptakan. Soal bagaimana bentuknya ke depan, kami juga yang ciptakan. Ini adalah area yang baru. Kalau misalnya ada kesalahan di tengah-tengah, kami kan disruptor melalui teknologi.

Lalu bagaimana kalau berbuat kesalahan, tentunya sebelum bertindak, kami menganalisis dulu dengan sangat baik dan berhati-hati. Lalu, trial dulu.

Apabila melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis, yang penting adalah segera mengakui kesalahan itu. Kadang-kadang orang denial ya. Buat kami itu enggak perlu. Kalau ada masalah, harus kami perbaiki segera.

Pewawancara: Puput Ady Sukarno/Sri Mas Sari

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Hendra Wibawa
Sumber : Bisnis Indonesia
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper