Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan dunia digital memiliki banyak kebutuhan, salah satunya jumlah frekuensi baru. Makin besar frekuensi yang tersedia maka dunia digital makin cepat hadir.
Deputy CEO PT Smartfren Telecom Tbk. Djoko Tata Ibrahim melihat saat ini pemerintah terus melakukan diskusi dan kajian dengan sejumlah pihak mengenai penataan ulang spektrum frekuensi di area rendah.
Seperti diketahui, frekuensi di area rendah masih dihuni oleh TV Analog, TV satelit, dan juga sarana komunikasi lewat satelit sehingga tidak dapat digunakan untuk telekomunikasi dan digital.
Dia mengatakan hasil dari diskusi diharapkan dapat meningkatkan manfaat atas spektrum yang makin terbatas.
“Lelang tentu akan dilaksanakan setelah frekuensi-frekuensi yang berhasil ditata ulang tersebut telah benar-benar kosong,” kata Djoko kepada Bisnis.com, Minggu (27/10/2019).
Selain meningkatkan manfaat, Djoko menambahkan hasil lelang frekuensi juga bermanfaat bagi pengembangan dunia digital ke depan.
Berapapun lebar pita frekuensi atau bandwidth yang bisa dibebaskan, menurut Djoko, akan bermanfaat bagi operator telekomunukasi dalam mengembangkan dunia digital.
“Kami berharap semoga hasilnya akan segera dapat dilaksanakan demi pengembangan dunia digital ke depan,” kata Djoko.
Terakhir, PT Smartfren Telecom Tbk memiliki pita lebar frekuensi sebanyak 2x11 MHz dan 30 MHz secara nasional yang tersebar di 850 MHz dan 2.300 MHz,. dengan jumlah tersebut Smartfren menguasai pangsa pasar pita frekuensi untuk mobile broadband sebesar 11,5%. Adapun jumlah pelanggan Smartfren hingga September 2019 sekitar 20-21 juta pelanggan.
