Startup WeWork Bakal Dikendalikan Perusahaan Investasi Jepang SoftBank?

Ropesta Sitorus
Selasa, 15 Oktober 2019 | 01:05 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA  — WeWork tengah menimbang bailout yang akan membuat kendali perusahaan startup bidang working space (berbagi ruangan kantor) tersebut jatuh kepada SoftBank Group Corp.

Menurut seorang sumber yang dikutip Bloomberg, Senin (14/10/2019), opsi tersebut merupakan satu dari dua pilihan utama yang tengah dipertimbangkan demi menyelamatkan startup WeWork.

Sumber tersebut menyatakan pusat investasi Jepang yang dikendalikan oleh miliader Masayoshi Son itu yakin akan dapat memberikan solusi keuangan yang tepat untuk membalikkan kondisi WeWork, perusahaan Amerika yang saat ini tengah mengalami krisis finansial.

Selain bailout, dewan direksi dan pendukung WeWork juga mempertimbangkan opsi lai yakni diskusi paket utang dari JPMorgan Chase & Co. sebesar US$5 miliar.

Paket penyelamatan mana pun diharapkan akan dapat meredakan krisis uang tunai yang dialami WeWork. Startup bidang co-working space itu sebelumnya sempat berencana melakukan IPO atau penawaran saham perdana yang paling banyak dibicarakan tahun ini. Akan tetapi calon investor menolak metrik keuangan dan cacat tata kelola perusahaan yang membuat perusahaan raksasa AS itu batal melantai di bursa saham pada tahun ini.

Perusahaan startup yang tumbuh sangat cepat dan kini merugi itu juga memiliki pinjaman sebesar US$6 miliar dan berharap mendapatkan dana segar bila IPO sukses.

The Wall Street Journal pertama kali melaporkan bahwa SoftBank mungkin sedang mendiskusikan kesepakatan untuk mendapatkan kendali atas WeWork. Perwakilan untuk perusahaan Jepang tidak segera bersedia memberikan respons terkait hal tersebut pada Senin sehubungan dengan hari libur nasional di AS.

SoftBank kini sudah menjadi pemegang saham terbesar di WeWork tetapi kesepakatan yang diusulkan untuk menjadi pemegang kendali di startup  tersebut, menurut sumber tersebut, menolak untuk menjelaskan kapan keputusan tersebut akan dapat dicapai.

Pekan lalu, dua orang sumber yang sedang terlibat dengan diskusi tersebut menyatakan perusahaan Jepang itu sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi lebih banyak saham dengan valuasi yang jauh lebih rendah dari valuasi WeWork per Januari sebesar US$47 miliar. Menurut laporan The New York Times, anggota dewan direksi akan rapat pada Senin ini untuk memutuskan rencana bailout yang akan dipilih.

Jika dewan memilih tawaran SoftBank, maka perusahaan Jepang mengambil alih perusahaan bermasalah itu di tengah upayanya untuk berjuang meyakinkan pasar dan calon investor tentang visi investasi jangka panjang di perusahaan startup.

Sementara itu, Son mengalami masalah sulit setelah memposisikan perusahaannya dari operator telekomunikasi menjadi konglomerat investasi, dengan saham di sejumlah startup di seluruh dunia.

Dia membangun kekayaan pribadi sekitar US$14 miliar dengan taruhan sukses luar biasa pada perusahaan-perusahaan seperti Alibaba Group Holding Ltd. Tetapi saham SoftBank turun sekitar 30% dari puncaknya pada tahun ini karena investor yang terkejut oleh debut mengecewakan WeWork dan Uber Technologies Inc., dan semakin gelisah dengan penilaian valuasi startup.

Dalam satu wawancara dengan Nikkei Business, Son mengatakan dia tidak senang dengan penurunan pencapaian tersebut. Dia mengatakan, WeWork dan Uber mungkin membuatnya kehilangan uang saat ini, tapi dua perusahaan tersebut akan memberikan keuntungan dalam waktu 10 tahun mendatang.

Namun dalam pertemuan yang diadakan di resor bintang lima Langham di Pasadena, California, Son menekankan tata pemerintahan yang baik agar perusahaan bisa segera mendapatkan untung. Hanya beberapa hari setelah pertemuan itu, SoftBank melakukan pemecatan co-founder WeWork, Adam Neumann.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Bloomberg.com
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper