Bisnis.com, JAKARTA -- Laporan hasil studi berjudul 5G in ASEAN: Reigniting Growth in Enterprise and Consumer Markets yang dirilis oleh Cisco dan A.T Kearney Analysis, memperkirakan bahwa operator telekomunikasi di Asia Tenggara akan menggelontorkan modal besar demi membangun jaringan 5G.
Kebutuhan investasi untuk menyediakan teknologi 5G di jaringan oleh seluruh operator di Asia Tenggara diperkirakan menembus US$10 miliar hingga 2025.
Cisco menilai investasi 4G akan dibarengi dengan investasi 5G. Operator akan tetap meningkatkan jaringan 4G sambil membangun 5G secara bertahap sehingga belanja modal yang dikeluarkan lebih terkendali.
Tidak hanya itu, berdasarkan studi tersebut disebutkan juga bahwa pada 2025 penetrasi 5G diperkirakan mencapai 25% hingga 40 % di sejumlah negara di Asia Tenggara. Penetrasi 5G di Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 27%.
Total jumlah pelanggan layanan 5G di ASEAN diperkirakan mencapai lebih dari 200 juta pada 2025 dengan mayoritas pelanggan berasal dari Indonesia yaitu lebih dari 100 juta pelanggan.
Presiden ASEAN Cisco Naveen Menon mengatakan bahwa 5G menawarkan kecepatan yang besar yang tidak dapat ditandingi oleh 4G. Kecepatan tersebut menjadi salah satu nilai tawar yang mendorong penetrasi 5G di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, berlangsung lebih cepat.
“5G cocok untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sehingga jaringan ini memungkinkan untuk membantu berkomunikasi tanpa hambatan dari satu titik dengan titik lainnya,” kata Menon kepada Bisnis.com, Senin (8/10/2019).
Sementara itu, Managing Director untuk Indonesia Cisco Marina Kacaribu meyakini peluncuran layanan 5G akan berperan besar dalam mempercepat digitalisasi bisnis dan memberikan manfaat besar bagi perusahaan Indonesia.
Dampak 5G terbesar akan dirasakan sejumlah sektor utama seperti manufaktur dan jasa sebagai kontributor terbesar perekonomian. Besarnya sektor-sektor ini akan mendorong adopsi layanan 5G untuk perusahaan.
“Seiring dengan tingginya jumlah pengguna data, operator telekomunikasi di Indonesia akan memimpin pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara berkat pemanfaatan potensi implementasi teknologi 5G,” kata Marina.
Dengan sejumlah manfaat tersebut, Cisco melihat investasi yang digelontorkan akan sebanding dengan manfaat yang diterima.