Bisnis.com, JAKARTA — Anda mungkin sudah kenal atau bahkan menggunakan teknologi pengenalan wajah.
Berbagai aplikasi dan layanan terkemuka seperti Google Photos dan Facebook menggunakan teknik pembelajaran mesin untuk membantu menemukan dan mengelompokkan foto berdasarkan orang-orang yang ada di dalamnya.
Apple bahkan menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk membuka kunci layar ponsel.
Tidak semua orang menyukai teknologi penggunaan wajah seperti ini karena alasan privasi. Namun, bagaimana bila teknologi tersebut digunakan bukan untuk mengenali wajah manusia, melainkan wajah hewan? Inilah yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Oxford, Inggris.
Seperti juga manusia, spesies primata seperti simpanse memiliki kehidupan sosial yang kompleks dan dapat hidup dalam selang waktu yang panjang.
Dengan demikian, data yang didapatkan dari penelitian lapangan yang durasinya pendek kegunaannya juga terbatas. Teknologi video bisa membantu dengan merekam kehidupan simpanse dalam jangka panjang, bahkan dalam beberapa generasi.
Namun, mengenali individual dalam video tersebut tentunya merupakan masalah tersendiri. Pembelajaran mesin bisa meringankan persoalan ini.
Mode pembelajaran mesin dari Oxford tersebut dilatih menggunakan 10 juta gambar yang berasal dari arsip video Insitut Penelitian Primata Universitas Kyoto. Arsip tersebut menyimpan data simpanse liar yang hidup di Guinea, Afrika Barat.
Dengan bantuan teknologi ini, peneliti bisa mengurangi waktu yang digunakan untuk menganalisis video untuk mengamati perkembangan dan perubahan interaksi sosial dalam kelompok simpanse dari generasi ke generasi.
Perangkat lunak ini punya potensi lebih jauh dalam pemantauan spesies hewan luar untuk konservasi. Meskipun sejauh ini program tersebut masih berfokus ke pengenalan simpanse, pada prinsipnya teknik yang sama dapat diterapkan untuk melacak spesies lain.
Perangkat lunak dari Oxford tersebut juga diharapkan dapat memelopori penggunaan kecerdasan buatan dalam memecahkan berbagai masalah dalam studi hewan liar. Dalam krisis biodiversitas yang terjadi sekarang, riset interdisipliner seperti ini tentunya akan sangat membantu.
Hasil penelitian dari para peneliti Oxford tersebut sudah diterbitan dalam jurnal Science Advances edisi 4 September 2019, dengan judul Chimpanzee Face Recognition from Videos in the Wild Using Deep Learning.
Perangkat lunak yang dikembangkan juga telah dirilis sebagai program sumber terbuka, sehingga dapat digunakan dan dimodifikasi oleh komunitas peneliti pada umumnya.