Bisnis.com, JAKARTA — PT Social Bella Indonesia, perusahaan teknologi di bidang kecantikan dengan platform dagang-el Sociolla, berencana untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknologi sekaligus memperkuat ekosistemnya guna mencapai target 100 juta pengguna (unique visitor) pada 2021.
Hal tersebut dilakukan setelah perusahaan mendapatkan Seri D, yang dipimpin oleh EV Growth dan Temasek senilai US$20 juta atau sekitar Rp568 miliar. Pendanaan terbaru ini juga turut melibatkan sejumlah investor baru lainnya yaitu EDBI, Pavilion Capital dan Jungle Ventures.
Social Bella sebelumnya telah mendapatkan pendanaan Series C sebesar US$12 juta dari EV Growth, Istyle Inc, perusahaan teknologi kecantikan asal Jepang, dan UOB Ventures pada Juni 2018. Hingga saat ini, terdapat setidaknya 8 investor yang menanamkam modalnya pada perusahaan tersebut.
Co-Founder dan CEO Social Bella John Rasjid menjelaskan, investasi yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan teknologi. Ke depannya, dia menyatakan Social Bella akan terus mengembangkan ekosistem digital dengan tiga pilar utama yaitu perdagangan (commerce), konten, dan komunitas.
“Kami akan berinvestasi lebih untuk membangun aset digital kami yaitu SOCO, akan ada banyak fitur baru yang akan dirilis. Dengan memfokuskan diri pada peningkatan kualitas user experience, platform ini mengintegrasikan Sociolla dan Beauty Journal guna memberikan pengalaman berbelanja yang lebih optimal, relevan dan personal,” ujarnya, Senin (2/9/2019).
Secara kumulatif, John menyebut terdapat lebih dari 20,2 juta pengunjung yang telah bergabung dengan platformnya sejak 2018, atau sekitar 5 hingga 7 juta pengunjung unik per bulan, baik melalui situs Sociolla, platform SOCO dan Beauty Journal. Dengan investasi terbaru ini, perusahaan membidik 100 juta pengguna (unique visitor) dalam ekosistemnya pada 2021.
Adapun hingga Agustus 2019, perusahaan tercatat telah memiliki 1,2 juta pengguna terdaftar, bekerja sama dengan lebih dari 150 merek kecantikan di platform dagang-elnya, hingga bekerja sama secara eksklusif dengan 30 merek internasional dalam pipeline.
Co-Founder dan Presiden Social Bela Christopher Madiam menyakini bahwa jaringan bisnis EV Growth yang kuat serta pengalaman Temasek dalam berinvestasi di berbagai perusahaan di Asia akan membantu pengembangan produk dan layanannya sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
“Industri kecantikan dan perawatan diri sangat cepat pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Dukungan EV Growth dan Temasek dapat membuat kami melanjutkan mimpi dan menjadikan ekosistem kami lebih baik lagi,” ungkapnya.
Sejak awal berdiri pada 2015, Sociolla yang semula berdiri sebagai platform dagang-el telah bertransformasi menjadi sebuah ekosistem Social Bella yang memiliki tiga lini bisnis utama, yaitu platform dagang-el Sociolla, media kecantikan Beauty Journal, dan platform media sosial kecantikan bernama Soco yang menjadi wadah para penggunannya memberikan ulasan, sekaligus membeli produk.
Perusahaan juga mengembangkan dua bisnis lainnya. Pada kuartal 2/2018, Social Bella mengembangkan unit bisnis baru brand development, yaitu unit bisnis yang menawarkan layanan distributor dari hulu ke hilir untuk merek kecantikan internasional yang ingin memasuki pasar Indonesia. Jasa pemasaran dan penjualan tersebut telah dimanfaatkan oleh dua merek kecantikan asal Korea yaitu Mediheal dan COSRX.
Selain itu, Social Bella baru-baru ini juga telah membuka Sociolla Store, toko ritel offline perusahaan yang merupakan upaya penerapan strategi Online to Offline (O2O) atau omnichannel. Kedua toko ritel tersebut didirikan di Jakarta, dan memadukan pengalaman berbelanja langsung dan online, di mana setiap pengguna ekosistem Social Bella mendapatkan rekomendasi produk sesuai profilnya dan dapat melihat ulasan produk tersebut sebelum berbelanja.
Managing Partner EV Growth Willson Cuaca menyatakan, pihaknya melalui East Ventures telah berinvestasi sejak awal Social Bella berdiri pada 2015 melalui pendanaan tahap awal (seed funding). Sejak saat itu, pihaknya selalu melanjutkan investasinya pada perusahaan teknologi kecantikan tersebut karena melihat pertumbuhan bisnisnya yang cukup baik. Dengan investasi terbaru ini, Willson berharap Social Bella dapat menjadi perusahaan teknologi kecantikan yang mendominasi industri kecantikan di Indonesia dan dunia.
“Sociolla sangat spesial karena kita ikut [investasi] mereka sejak awal, dan mereka telah berkembang baik sampai Series sekarang ini. Yang paling menarik dari Sociolla adalah cerita tentang Indonesia,” ungkapnya.
Dia menambahkan, industri kecantikan dan perawatan diri di Indonesia berkembang begitu pesat dan menarik perhatian banyak investor. Peluang pasar industri ini juga dinilai cukup besar, mengingat besarnya populasi perempuan di Indonesia, yang hampir mencapai 50% dari populasi penduduk sebesar 230 juta.
Kehadiran infrastruktur digital seperti platform Sociolla juga menjadi momentum yang dimanfaatkan oleh para pelaku industri kecantikan untuk melahirkan mereknya sendiri. Laporan e-Conomy yang dirilis oleh Google dan Temasek juga menunjukkan bahwa selama tiga tahun terakhir, sektor ini tumbuh hingga 4 kali lipat di Asia Tenggara, di mana 50% transaksinya berasal dari Indonesia, dengan total nilai mencapai US$12 miliar.
“Ke depannya, produk [kecantikan] lokal juga harusnya bisa menggunakan Sociolla, karena infrastruktur digitalnya sudah berkembang. Saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk setiap entrepreneur meluncurkan produknya, karena platform [pemasaran] sudah ada,” jelasnya.