Bisnis.com, TARAKAN – Bagi warga Jabodetabek internet mungkin seperti udara yang sangat mudah diperoleh, ini berbeda dengan mereka yang tinggal di perbatasan.Sulitnya akses internet memaksa memaksa masyarakat di perbatasan menyewa WiFi yang harganya cukup mahal.
Mahalnya harga sewa WiFi disebabkan internet yang diperoleh dari masyarakat berasal dari internet yang ditembakan dari satelit. Berbeda dengan Jabodetabek yang umumnya akses internet diperoleh dari gelaran kabel serat optik.
Berdasarkan pengalaman Bisnis mengikuti kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ke SMAN 01 Krayan, Kabupaten Tarakan, Kalimantan Utara, sinyal internet di daerah ini sama sekali tidak ada, bahkan untuk sekelas Telkomsel.
Mungkin untuk sekitaran SMA 01 kita masih mendapatkan akses internet sebesar 12 Mbps berkat program yang digalakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), yang menyalurkan akses internet ke titik sekolah dan puskemas di daerah terluar, terdepan dan tertinggal.
Namun di luar sekolah, kondisi sinyal internet sangat parah. Maklum, Krayan bukanlah perkotaan melainkan daerah perbatasan yang hanya butuh 20 menit untuk ke Malaysia dari Krayan.
Satu-satuunya cara menikmati layanan internet di Krayan adalah dengan membeli kuota dari warung WiFi atau para penyedia penginapan yang bekerja sama dengan Ubiqu, sebuah perusahaan internet satelit.
Untuk menikmati internet di perbatasan, anda harus mengocek kantong cukup dalam sebab pengelola penginapan menawarkan tarif WiFi dengan harga yang fantastis. Pengelola penginapan mematok layanan WiFi untuk kuota 120 MB seharga Rp20.000.
Kemudian untuk 250 MB pengelola penginapan mematok harga senilai Rp30.000. Selanjutnya untuk 500 MB pengelola penginapan mematok harga Rp60.000.
Terakhir pada harga yang teratas, untuk kuoto WiFi 1 GB, pengelola penginapan menawarkan harga senilai Rp120.000.
Salah seorang pemilik warung WiFi dan pemilik penginapan di Krayan, Lestari, mengatakan dalam sehari dirinya bisa mengantongi omzet sekitar Rp500.000 dari bisnis sewa WiFi saja.
Hal tersebut belum termasuk jika penginapannya dikunjungi oleh tamu, sebab para tamu umumnya haus akan internet, sehingga pemasukan Lestari bisa lebih tinggi lagi.
“Sehari bisa Rp500.000, karena kan memakai satelit, jadi mahal ya, selain itu kalau cuaca lagi hujan besar, tidak ada sinyal biasanya,” kata Lestari, Sabtu (31/8/2019).