Bisnis.com, JAKARTA -- Aktivitas pendanaan tahap awal bagi perusahaan rintisan di Asia Tenggara diprediksi terus meningkat, seiring dengan kian besarnya peran akselerator dan inkubator startup.
Analis Cento Ventures Marco Hadisurya menilai, ekosistem perusahaan rintisan di Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan investasi.
Selama paruh pertama tahun ini, sejumlah perusahaan rintisan seperti Warung Pintar dan Halodoc juga disebut telah mencapai valuasi US$100 juta.
Menurutnya, Indonesia juga mengalami peningkatan aktivitas tahap awal perusahaan rintisan selama semester pertama tahun ini.
Salah satunya didorong oleh peningkatan aktivitas perusahaan modal ventura yang fokus pada pendanaan tahap awal seperti Venturra Discovery dan East Ventures.
“Peningkatan aktivitas tahap awal itu juga salah satunya didorong oleh lahirnya inisiatif akselerator dan inkubator baru seperti SKALA dan Antler,” ujarnya, belum lama ini.
Lebih lanjut, data Cento Ventures menyebut total investasi tahap awal dengan nilai di bawah US$500.000 mencapai US$3,7juta dari 28 kesepakatan pada paruh pertama tahun ini.
Jumlah tersebut telah mencapai 92% dari total investasi tahap awal sepanjang 2018 yang mencapai US$4 juta.
Adapun, di Asia Tenggara, jumlah kesepakatan investasi perusahaan rintisan di Asia Tenggara mengalami peningkatan menjadi 332 investasi pada paruh pertama tahun ini, dari 117 kesepakatan pada semesterI/2018.
Meskipun demikian, nilai investasi mengalami penurunan akibat minimnya mega-deals dari perusahaan teknologi bervaluasi tinggi.