Berantas Hoaks, Google Donasikan US$189.000 Untuk Mafindo

Rahmad Fauzan
Kamis, 8 Agustus 2019 | 16:53 WIB
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu lembaga filantropi milik Google, yakni Google.org, baru saja mengucurkan dana segar sebesar US$189.000 kepada Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), salah satu komunitas yang bergerak di bidang pemberantasan hoaks serta literasi digital.

Public Policy and Government Affairs Manager, Google Indonesia, Ryan Rahardjo, mengatakan dana tersebut dikucurkan bertujuan mengembangkan serta untuk peluncuran program literasi media yang komprehensif guna membantu masyarakat lokal di Indonesia dalam mengenali disinformasi di dunia maya.

Adapun, hibah yang diberikan Google.org adalah bagian dari kampanye literasi media global Gogle News Initiative dengan dana total US$10 juta. Untuk dana yang digelontorkan kepada Mafindo, akan dialokasikan untuk penyelenggaraan workshop yang rencananya bakal diadakan di 16 kota di Indonesia.

"Kami juga telah mendukung sejumlah inisiatif lain jurnalisme lainnya untuk melawan hoaks, melalui Cekfakta.com dan Trusted Media Summit. Harapannya, kami juga bisa memberdayakan audiens selain kalangan jurnalis," ujar Ryan di dalam acara pengumuman donasi Google.org untuk Mafindo di Jakarta, Rabu (7/8). 

Adapun, program-program yang akan diselenggarakan dan dipimpin oleh Mafindo tersebut secara khusus bertujuan membantu masyarakat mengenali disinformasi yang tersebar secara daring dan di berbagai grup obrolan, serta mengajarkan cara mendeteksi teknik dantrik umum yang digunakan penyebar hoaks.

Sejauh ini, Mafindo mencatat sebanyak 997 hoakstersebar di sepanjang 2018. Sementara pada 2019, tercatat rata-rata lebih dari 100 hoaks muncul setiap bulannya dengan mayoritas bertema politik.

Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, berharap melaui program tersebut proses literasi media dapat menjadi lebih menyenangkan dan mudah dimengerti.

"Program ini nantinya akan memberikan video yang bisa diakses oleh masyarakat luas, dan bisa digunakan untuk mengedukasi anggota keluarga, tetangga, grup pengajian, hingga siswa ataupun mahasiswa," ujar Septiaji (7/8/2019).

Adapun, saat ini terdapat dua masalah besar terkait dengan penyebaran hoaks di Indonesia. Pertama, ibu-ibu rumah tangga dikatakan menjadi salah satu lapisan masyarakat yang paling banyak melakukan penyebaran hoaks. Kedua, anak muda yang mengetahui, tetapi cenderung apatis terhadap hoaks-hoaks yang bertebaran.

 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper