Kementerian Komunikasi dan Informatika akan meninjau rencana investasi perusahaan telekomunikasi asal Norwegia, Telenor Group ke Indonesia.
Menteri Komunikasi Rudiantara mengatakan, Kemenkominfo sejauh ini belum mengetahui rencana bisnis Telenor di Indonesia pascamerger dengan Axiata, karena belum melakukan pembicaraan.
Rudiantara juga belum menentukan sikap yang akan diambil pemerintah terhadap masuknya Telenor ke Indonesia, meskipun Telenor merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari negara Uni Eropa, Norwegia.
Diketahui, sejumlah negara eksportir kelapa sawit, termasuk Indonesia dan Malaysia, mengalami kesulitan dalam menjual minyak kelapa sawit ke Uni Eropa. Uni Eropa menghambat penggunaan minyak sawit sebagai biofuel seperti yang tertuang dalam gagasan Renewable Energy Directive II (RED II).
Atas tindakan tersebut, Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohamad, melakukan hal serupa kepada investor Uni Eropa yang ingin berinvestasi di Malaysia. Mahatir mempersulit investor Uni Eropa untuk berinvestasi. Adapun sikap Indonesia belum diketahui. “Saya tidak boleh meniadakan isu itu,” kata Rudiantara kepada Bisnis.com, Kamis (1/8).
Rudiantara menambahkan, Kemenkominfo juga akan membicarakan terlebih dahulu dengan sejumlah pemangku kepentingan mengenai masuknya Telenor, agar terjadi kesatuan keputusan mengenai investasi negara-negara Uni Eropa.
Menurutnya, semua transaksi yang strategis di sektor telekomunikasi perlu dikonsultasikan kepada pemangku kepentingan. “Jangan sampai saya salah, karena kita sebagai negara juga melihatnya satu kesatuan.”
Diketahui, Axiata Group Bhd., induk usaha PT XL Axiata Tbk. yang berbasis di Malaysia, masih berdiskusi dengan Norwegian Telenor Group untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi mereka di Asia.
Setelah merger, Telenor dan Axiata akan membentuk perusahaan baru dengan porsi kepemilikan Telenor 56,5% dan Axiata 43,5 persen. Perusahaan baru tersebut akan menjadi pemilik saham mayoritas di XL Axiata.
Axiata Group menyatakan merger Axiata dan Telenor tidak akan berpengaruh terhadap bisnis XL Axiata di Indonesia. Merger tersebut bahkan membuka peluang kepada Axiata untuk berinvestasi lebih besar lagi di Indonesia. “Tidak ada dampak [di Indonesia], bahkan kami akan dapat investasi lebih besar lagi di Indonesia,” kata juru bicara Axiata kepada Bisnis.com.