Ini 10 Brand Terdepan Indonesia Versi Twitter

Rahmad Fauzan
Jumat, 2 Agustus 2019 | 14:33 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah memerhatikan keterlibatan para pengguna sejak 1 Januari -- 30 Juni 2019, Twitter mengumumkan 10 brand terdepan di Indonesia, yang didominasi oleh brand dari industri dagang-el, teknologi, dan finansial.

Kesepuluh brand tersebut, antara lain Tokopedia, Grab Indonesia, Bank Mandiri, OPPO Indonesia, Shopee Indonesia, Bukalapak, Samsung Indonesia, Tiket.com, Bank BCA, dan Gojek Indonesia.

Country Industry Head, Indonesia & Malaysia, Dwi Adriansah, mengatakan pada tengah tahun pertama 2019, banyak brand menggunakan Twitter untuk terhubung dan berinteraksi dengan beragam komunitas yang ada di platform kami.

"Dari industri e-commerce, teknologi, hingga perbankan; banyak brand menggunakan Twitter secara konsisten sebagai platform untuk memperkuat kehadiran mereka di ranah digital, sekaligus menciptakan percakapan yang dapat membantu meningkatkan top of mind,” ujar Dwi dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Jumat (2/8/2019).

Kesepuluh brand tersebut menggunakan 4 metode utama untuk terus terhubung dengan audiens; pertama, kekuatan video.

Konsumsi video di Twitter di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 150% dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama, jumlah video yang diunggah di Twitter meningkat signifikan dan brand telah menyadari pengaruh besar dari konten video.

Penelitian dari Twitter menunjukkan cuitan dengan video yang menarik bisa menghasilkan interaksi dengan pengguna di Twitter 10 kali lebih banyak dibandingkan cuitan tanpa video atau In-Stream Video Ads - iklan yang dipasang sebelum video diunggah di Twitter - dengan menunjukkan peningkatan ad recall sebesar 70%, yang meningkatkan niat beli 6% lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak terpapar oleh iklan video.

Brand di Indonesia kini dikatakan mulai berinvestasi dalam pembuatan video kreatif dan berkualitas untuk mempromosikan produk dan layanan terbaru, sekaligus menjangkau audiens. Brand pun juga menggunakan video untuk kebutuhan berbagi informasi dan edukasi.

Kedua, amplifikasi melalui kolaborasi. Berkolaborasi dengan pihak ketiga dikatakan telah menjadi tren di kalangan 10 top brand di Twitter. Hal ini terlihat dari banyaknya brand yang menggunakan platform digital dan meneruskan percakapan di Twitter. 

Brand di Indonesia seringkali ikut berpartisipasi dalam percakapan terkait momentum atau tren tertentu untuk mempromosikan produk atau layanan terbaru dan menjangkau audiens mereka. Salah satunya, Samsung Indonesia (@samsungID) yang mengambil langkah besar dengan kampanye interaktif mereka untuk peluncuran #GalaxyA. 

Menggunakan tagar #AforLIVE #AforLIVEDanceCover, konsumen diajak untuk membuat video tarian yang terinspirasi dari grup Kpop BlackPink dengan lagu yang berjudul “Kill This Love” menggunakan beragam fungsi dan fitur andalan ponsel pintar tersebut.

Selain Samsung, OPPO Indonesia (@OPPOIndonesia) menarik perhatian konsumen dengan secara spesifik menargetkan peminat fotografi dan berkolaborasi dengan fotografer ternama Indonesia. Dengan tagar #OPPOReno, Oppo Indonesia memperkenalkan beragam fungsi serta fitur terkini ponsel pintar terbaru.

Ketiga, menjadi bagian dari percakapan di Twitter. Penting bagi brand untuk berinteraksi dengan pengguna Twitter dan komunitas di Indonesia guna membangun kepercayaan dan pada akhirnya dapat mencapai target atau objektif bisnis. Beberapa brand sudah aktif dengan konten always-on mereka sejak kuartal I/2019.

Percakapan antar konsumen lama atau konsumen potensial di Twitter dikatakan dapat membantu brand dalam menetapkan target, sembari tetap menjadi bagian dari percakapan di Twitter. Hal tersebut dapat membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap brand tersebut. 

Melakukan Retweet dari komunitas Twitter adalah salah satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk tetap menjadi bagian dari percakapan.

Keempat, menyasar audiens yang tepat. Mengetahui target audiens merupakan dasar dari semua kegiatan pemasaran. Namun, hal ini seringkali diabaikan ketika brand memilih strategi pemasaran yang mempertimbangkan berbagai kemungkinan berbeda (scattergun approach), dengan harapan dapat memperbaiki tingkat brand recall dan meningkatkan penjualan. 

Adapun, pengguna Twitter memiliki demografis beragam, tetapi banyak komunitas berbasis minat di Twitter yang dapat menjadi target audiens dari suatu brand melalui produk, layanan, dan pesan.

Brand terus berupaya terlibat dalam percakapan di Twitter seputar tren-tren terkini dan memanfaatkan momen-momen penting untuk menjangkau lebih banyak pengguna di Twitter yang influensial.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper