Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dinilai kian menarik sebagai pusat pengembangan ekonomi digital, bukan hanya di Asia tapi juga di dunia.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengutip data startup ranking yang menyebut terdapat 2.119 perusahaan rintisan di Indonesia dan berada di urutan ke-5 negara di dunia dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak.
“Pasar bagi ekonomi digital juga terus berkembang baik di segmen ecommerce, fintech maupun transportasi online. Jadi tidak heran, modal ventura raksasa mau berinvestasi miliaran dolar ke startup di Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (29/7/2019).
Adapun Google dan Temasek dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2018 menyatakan nilai transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV) sektor ride hailing di Asia Tenggara (termasuk di dalamnya transportasi daring dan pesan-antar makanan) mencapai US$7,7 miliar pada 2018, dan berpotensi tumbuh hingga US$30 miliar pada 2025.
Layanan ride hailing juga disebut telah mendapatkan daya tarik yang luar biasa di Indonesia di mana transaksinya mencapai $ 3,7 miliar pada tahun 2018 setelah nilai Compund Annual Growth Rate (CAGR) tumbuh 58% sejak 2015, sekaligus menjadikan sektor ini sebagai pasar terbesar dan tercepat di kawasan ini.
Transaksi layanan pesan-antar makanan online sudah melebihi US$ 1 miliar di Tanah Air, terutama didorong oleh pertumbuhan bisnis GoFood.
Lebih lanjut, Bhima menilai, rencana pengembangan Softbank ke sektor transportasi listrik dan energi terbarukan mencerminkan teknologi masa depan yang dibutuhkan di Indonesia.
Menurutnya, rencana terbitnya Peraturan Presiden mengenai mobil listrik beserta insentif fiskal dan non-fiskal yang dijanjikan membuat pengembangan mobil listrik akan semakin menarik ke depannya.
Peta persaingan antara Grab dan Gojek pun diprediksi akan makin mengarah menjadi penyedia ekosistem transportasi listrik. Kedua penyedia aplikasi super itu akan berlomba-lomba mengeksplorasi berbagai peluang bisnis, mulai dari memberikan keringanan kredit penyediaan kendaraan listrik bagi mitra pengemudi, maupun berkolaborasi dengan mitra strategis.
“Persaingan ke depan akan semakin ketat. Masing-masing perusahaan akan berlomba berikan promo. Modal yang paling besar akan memenangkan market share. Bisa jadi ke depan hanya ada 1 pemain yg monopoli transportasi online,” ungkapnya.
Seperti diberitakan, Grab mengumumkan investasi sebesar US$2 miliar untuk Indonesia selama lima tahun ke depan melalui modal yang diinvestasikan oleh SoftBank dalam rangka mendukung pengembangan infrastruktur digital di Indonesia.
Investasi ini akan disalurkan untuk membangun jaringan transportasi perkotaan generasi selanjutnya serta transformasi layanan penting seperti industri kesehatan. Berbagai inisiatif ini diumumkan setelah pertemuan antara Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Masayoshi Son, Chairman dan CEO of SoftBank Group, Anthony Tan, CEO of Grab, serta Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia, di Istana Merdeka, Senin (29/7/2019)
Dengan mengambil peran untuk mendukung Indonesia mencapai ambisi tersebut, SoftBank akan menginvestasikan US$2 miliar kepada Indonesia melalui Grab untuk mendorong digitalisasi di beberapa layanan penting dan proyek infrastruktur.
Grab dan SoftBank akan menciptakan jaringan transportasi generasi selanjutnya untuk Indonesia dengan ekosistem kendaraan elektrik untuk mendorong jaringan transportasi yang ramah lingkungan.
Kedua perusahaan ini juga akan mengembangkan solusi geo-mapping bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan dalam negeri serta adopsi teknologi masa depan.