Bisnis.com, JAKARTA - PT MNC Sky Vision Tbk, memastikan pemanfaatan teknologi 5G di frekuensi 2,6 GHz sulit terealisasi, selama Satelit SES7 masih beroperasi.
Muharzi Hasril, Corporate Secretary PT MNC Sky Vision Tbk, mengatakan bahwa pihaknya masih menggunakan frekuensi 2,6 GHz hingga 2028.
Pemanfaatan tersebut, sambungnya, kemungkinan dapat bertambah lama jika muncul satelit pengganti yang menggunakan frekuensi yang sama.
"Frekuensi 2,6 GHz mungkin saja digunakan oleh 5G selama frekuensi tersebut tidak lagi digunakan oleh Satelit kami di S-Band," kata Muharzi kepada Bisnis.com, Selasa (16/7/2019).
Muharzi menambahkan pemanfaatan frekuensi dengan skema berbagi atau sharing frekuensi do frekuensi 2,6 GHz juga sulit dilakukan, karena dikhawatirkan terjadi inteferensi atau gangguan dengan frekuensi 5G.
Adapun jika pemerintah atau pengguna 5G ingin memanfaatkan frekuensi tersebut dalam waktu dekat, dia menyarankan agar pihak terkait memberi kompensasi sebagai alternatif.
"Kompensasi mungkin bisa menjadi alternatif penyelesaian," kata Muharzi.
Muharzi berpendapat bahwa saat ini tren global, 5G tidak digunakan di 2.6 GHz melainkan di extended C-Band yaitu 3.4 - 3.6 GHz, disebabkan bandwidth di 2.6 GHz kurang lebar sehingga tujuan objective 5G untuk memberikan internet cepat tidak dengan latency rendah tidak tercapai.