Buat Milenial Dan Gen Z, Ini Hal-Hal Sederhana Yang Perlu Diketahui Tentang Ai

Rahmad Fauzan
Sabtu, 29 Juni 2019 | 16:15 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA -- Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Kecerdasan Buatan, merupakan bagian yang sudah tidak terpisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari hampir seluruh umat manusia.
 
Memang, AI bukanlah hal baru. Namun, untuk penggunaannya yang kini terjadi secara masif dan populer, itu adalah hal yang baru, dan bahkan, kemungkinan besar pengguna perangkat yang menggunakan teknologi AI seperti ponsel pintar tidak betul-betul menyadari mengapa banyak perusahaan produsen ponsel pintar menyisipkan kemampuan tersebut ke dalam perangkatnya.
 
Untuk memahami secara keseluruhan dan mendalam, barangkali dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Namun, para pengguna paling tidak dapat memahami pengertian dan fungsi sederhana dari teknologi AI beserta beberapa hal lain yang berada di sekitarnya.
 
Secara terminologi, AI merupakan istilah yang merujuk kepada serangkaian sistem komputer yang memungkinkan mesin untuk meniru kecerdasan manusia. Seperti halnya manusia, ketika berpikir mereka akan memahami hal-hal yang terjadi di lingkungan mereka.
 
Demikian pula dengan perangkat-perangkat dengan kecerdasan buatan, yang saat ini dikatakan masih berada di tahap awal dalam upayanya mereplikasi perilaku yang sama.
 
Perusahaan produsen cipset seperti Qualcomm yang akrab dengan teknologi AI, biasanya terus melakukan pengembangan-pengembangan terkait dengan teknologi tersebut dengan membangun ekosistemnya melalui beberapa upaya, misalnya mengombinasikan beberapa perangkat untuk menciptakan fungsi-fungsi tertentu, seperti yang dilakukan perusahaan tersebut dengan Artificial Intelligence Engine.
 
Artificial Intelligence Engine adalah ekosistem AI yang merupakan kombinasi dari beberapa perangkat keras pada Snapdragon Mobile Platform, yakni CPU Kryo, GPU Adreno, dan Hexagon Vector Processor, dengan salah satu perangkat lunak Snapdragon NPE (Neural Processing Engine).
 
Kombinasi tersebut berfungsi menjalankan dan memroses aplikasi yang memerlukan kemampuan kecerdasan buatan maupun machine learning.
 
Selain itu, pengguna teknologi harus pula mengenal apa yang disebut sebagai AI Assistant. Pasalnya, program itulah yang sejatinya yang memberikan respons, informasi, dan menjalankan tugas sesuai dengan permintaan pengguna.
 
Program asistensi ini, tidak hanya ditemukan di ponsel pintar dan speaker pintar, melainkan juga di beberapa perangkat lainnya dan sepertinya akan lebih kerap ditemukan di kacamata XR, perangkat rumah tangga, mobil terhubung, dan banyak perangkat lainnya.
 
Namun, apa bagian yang palong penting dari sebuah kecerdasan buatan? Jawabannya adalah algoritma, yakni instruksi terstruktur yang menginstruksikan komputer untuk menyelesaikan suatu masalah dengan mempelajari pola yang terdapat pada data.
 
Algoritma jugalah yang kemudian digunakan untuk melakukan kalkulasi, memroses, dan membuat kesimpulan secara otomatis.
 
Adapun, algoritma yang sering digunakan baik untuk deep learning maupun machine learning adalah Artificial Neural Network (ANN). Algoritma tersebut dibuat terinspirasi dari bentuk jaringan neural biologis yang dimiliki oleh otak manusia.
 
AI sendiri memiliki fase di mana dilakukan suatu simulasi dari proses pemikiran manusia ke dalam bentuk dan model yang terkomputerisasi atau terkomputasi. Fase ini disebut dengan istilah Cognitive Computing atau komputasi kognitif.
 
Dalam prosesnya, komputasi kognitif melibatkan sistem self learning dalam sebuah sistem yang menggunakan data mining, pengenalan pola dan pengolahan bahasa pemrograman untuk meniru cara kerja manusia ke dalam sebuah sistem.
 
Di belakang proses rumit mengenai bagaimana teknologi kecerdasan buatan bekerja, ada sebuah disiplin atau cabang ilmu yang mempeloporinya, yakni Computer Vision (CV).
 
Computer Vision merupakan salah satu cabang ilmu komputer yang berfokus untuk membuat perangkat dapat melihat, mengidentifikaso, dan memroses gambar sebagaimana mata pada manusia, serta memberikan output yang sesuai.
 
Dengan kemampuannya, Computer Vision seperti berupaya memberikan kecerdasan dan insting yang dimiliki manusia ke dalam perangkat. Dengan demikian, komputer sebagai mesin dapat memiliki kemampuan berpikir tanpa harus diprogram secara eksternal.
 
Tidak hanya seperti mesin-mesin tradisional yang dibuat dengan seperangkat pengaturan untuk dapat bertindak, dengan kemampuan yang lebih canggih kini mesin bisa dimasukkan dengan serangkaian data yang menjadi basis bagi mesin itu untuk berpikir dan bertindak berdasarkan data yang mereka miliki.
 
Contohnya, sebuah komputer mampu memroses 1.000 foto kucing, mencari kesamaan karakteristik dari foto-foto tersebut, sehingga untuk selanjutnya dapat mencari lebih banyak foto kucing di internet berdasarkan hal yang sudah dipelajari.
 
Sederhananya, kemampuan komputerisasi seperti itu merupakan bagian terpenting dari teknologi AI, selain algoritma. Kemampuan tersebutlah yang saat ini dikenal sebagai pembelajaran mesin atau, dalam istilah yang lebih akrab, yakni machine learning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper