XL Axiata Masih Kaji Teknologi 4,9G

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 28 Juni 2019 | 13:23 WIB
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. masih mengkaji pemanfaatan dan regulasi teknologi Licensed Assisted Access atau LAA.

Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk. Tri Wahyuningsih mengatakan pihaknya masih mempelajari mengenai teknologi LAA dan juga regulasi mengenai LAA.

Meski demikian, dia mengaku bahwa perseroan terbuka untuk mengimplementasikan teknologi ini untuk memberika pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

“Pemanfaatan teknologi LAA tentu menjadi salah satu pilihan dan pertimbangan kami dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi yang ada untuk dapat menghadirkan kenyamanan yang lebih baik bagi masyarakat,” kata Ayu kepada Bisnis, Rabu (26/6/2019). 

XL Axiata telah melakukan uji coba teknologi  LAA melalui penggabungan dengan teknologi LTE, pada akhir tahun 2015. Uji coba tersebut dilakukan dengan mengkombinasikan frekuensi milik operator (licensed) dengan frekuensi bebas (unlicensed) untuk menghadirkan kecepatan yang lebih tinggi. 

Pemerintah telah mengeluarkan izin kelas dan perangkat untuk teknologi 4G LTE Advanced Pro (LAA), melalui PM Kemenkominfo no.1/2019 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Berdasarkan Izin Kelas dan Peraturan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Perdirjen SDPPI) no.5/2019 tentang Persyaratan Teknis Alat dan/Perangkat Telekomunikasi Bergerak Seluler yang dikeluarkan pada 13 Juni 2019.

4G LTE Advanced Pro menggunakan teknologi License Assisted Access(LAA). Dalam bahasa pemasaran, 4G LTE Advandce Pro dikenal sebagai 4,9G atau teknologi yang satu tingkat dibawah 5G.Teknologi itu akan memanfaatkan frekuensi tak berizin di rentang frekuensi 5.150—5.350 MHz dan 5.725—5.825 MHz.

Hadirnya 4G LTE Advanced Pro awalnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan internet cepat, sambil menunggu pengembangan teknologi 5G yang saat ini masih menanti sidang World Radio Communication Conference (WRC) ke-4 digelar pada Oktober – November 2019.

Direktur Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI, Kemenkominfo, Denny Setiawan, mengatakan alasan teknologi 4,9G belum terdengar gaungnya disebabkan oleh perhatian masyarakat yang saat ini lebih berfokus pada 5G.  

“Ada handset-handset yang bisa 4.9G (LTE Advanced Pro) tetapi tidak digembor-gemborkan saja. Saya tidak hapal [namanya],” kata Denny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper