Bisnis.com, JAKARTA – Selama bertahun-tahun, perusahaan asing ternama seperti Oracle dan International Business Machines (IBM) berinvestasi besar-besaran membangun pasar baru di China untuk database industri mereka.
Namun kini, seiring dengan meningkatnya tensi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), satu perusahaan pemula lokal berhasil memenangkan hati banyak raksasa teknologi, startup, dan lembaga keuangan di China untuk menggunakan software besutannya.
Banyak perusahaan, termasuk raksasa pengiriman makanan Meituan, layanan Mobike, situs streaming video iQIYI Inc., dan produsen smartphone Xiaomi Corp. bermigrasi dari layanan-layanan Oracle dan IBM ke PingCAP. Dihitung-hitung, PingCAP sudah memiliki lebih dari 300 pelanggan di China.
Popularitas perusahaan yang berbasis di Beijing ini muncul saat AS memutuskan Huawei Technologies Co. dari rantai akses teknologi, yang memicu kerisauan para entitas akan keamanan produk-produk buatan asing.
Hal itu menjadi perhatian utama karena perusahaan-perusahaan China memodernisasi sistem di setiap industri mulai dari keuangan dan manufaktur hingga perawatan kesehatan, dengan menghubungkannya ke jaringan internet.
“Banyak perusahaan yang sebelumnya menggunakan Oracle atau IBM berpikir tak mungkin menggantikannya dalam waktu dekat, mereka tidak pernah berpikir itu akan terjadi esok,” ujar Huang Dongxu, co-founder dan chief technology officer PingCAP.
“Tapi sekarang mereka mempertimbangkan rencana cadangan dengan sangat serius,” lanjutnya, seperti dilansir dari Bloomberg.
China telah lama mencoba untuk menggantikan teknologi asing dengan teknologi lokal, khususnya dalam hal hardware.
Kondisi itu telah melahirkan nama-nama global seperti Huawei dan Oppo, bahkan terbawa ke sisi software dalam beberapa tahun terakhir, ketika Alibaba Group Holding Ltd. dan Tencent Holdings Ltd. berekspansi ke layanan cloud.
Upaya itu semakin terdorong sejak Washington dan Beijing memperluas tekanan masing-masing soal teknologi.
“China selalu ingin menggunakan teknologi dalam negeri dan di bidang-bidang seperti cloud, hal ini berjalan sangat sukses,” ujar Julia Pan, Analis UOB Kay Hian.
Pelanggan menggunakan PingCAP untuk mengelola basis data dan meningkatkan efisiensi, sehingga memungkinkan mereka untuk menyimpan dan menemukan data tentang segala sesuatu mulai dari transaksi perbankan online hingga lokasi petugas pengiriman makanan.
Didukung oleh Matrix Partners China dan Morningside Venture Capital, PingCAP bersaing dalam sektor yang secara tradisional didominasi oleh perusahaan seperti Oracle dan IBM. Pasar ini diperkirakan akan tumbuh rata-rata 8 persen per tahun menjadi US$63 miliar secara global dalam tujuh tahun hingga 2022.
Startup ini adalah salah satu anggota terbaru dari penyedia database open-source seperti PostgreSQL dan SQLite yang meningkatkan pasarnya.
PingCAP didirikan oleh trio programmer bernama Huang, Liu Qi, dan Cui Qiu. Ketiganya pernah bekerja di sebuah perusahaan aplikasi mobil yang kemudian diakuisisi oleh Alibaba.
Terinspirasi oleh Google Cloud Spanner, yang memelopori model database terdistribusi, trio ini mulai menciptakan sistem manajemen database open-source.
Dengan ini, perusahaan-perusahaan dapat memperluas penyimpanan data mereka secara tak terbatas dengan hanya menghubungkan lebih banyak server ke yang sudah ada.
“Bayangkan database tradisional seperti wadah kaca tetap, setiap kali kehabisan penyimpanan Anda harus mendapatkan yang lebih besar. Apa yang dilakukan sistem kami adalah Anda dapat menautkan sebanyak mungkin wadah secara bersamaan,” jelas Huang.
Ia mencontohkan bagaimana database PingCAP membantu Mobike mengatasi tekanan ketika jumlah pengguna dan transaksi meledak setiap hari di puncaknya pada 2017.
“Itu adalah waktu yang sangat menantang bagi kami, dan [database open-source] MySQL tidak lagi dapat memenuhi permintaan kami mengingat lonjakan volume data. PingCAP sangat membantu kami,” terang Li Kai, direktur teknologi senior di Mobike.
Dalam jangka lebih panjang, PingCAP bertekad berekspansi ke luar China. Awal tahun ini, PingCAP siap untuk memulai ekspansi ke AS dan mengatakan sudah dalam tahap diskusi untuk meminta beberapa startup teknologi terkemuka menggunakan softwarenya.
Tapi, prospek untuk memenangkan klien-klien di AS kini diakui menjadi tidak pasti akibat perkembangan geopolitik.
“Kami tidak melihat adanya dampak langsung pada bisnis kami di AS, tetapi perang perdagangan memang memaksa kami melihat ketidakpastian jangka panjang mendapatkan klien penting di AS di bidang keuangan atau teknologi untuk pindah ke platform kami,” kata Huang.