BP Batam Hadirkan Teknologi Smart Contract Untuk Tingkatkan Daya Saing

M. Taufikul Basari
Kamis, 30 Mei 2019 | 06:37 WIB
blockchain/Coin Stocks
blockchain/Coin Stocks
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – BP Batam mengadakan Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Proyek Percontohan Indonesia Blockchain Logistics bersama PLMP Fintech LTD dan PT Central Distribusi Batam.

MoU itu hanya berselang enam hari dari kerja sama antara BP Batam dengan dClinic International guna mengembangkan sistem Blockchain Kesehatan Publik pertama di Indonesia.

“Kerjasama ini merupakan salah satu bentuk wujud prioritas dan komitmen BP Batam untuk tahun 2020 dengan mengintegrasikan kegiatan logistik dan komoditas. Nah, kami menghadirkan teknologi Blockchain yang disebut sebagai Smart Contract. Terobosan ini merupakan hal yang krusial, karena logistik adalah kunci dari perekonomian nasional,” kata Kepala BP Batam Edy Putra Irawady, dalam rilisnya Rabu (29/5).

MoU berlangsung di Ruang Rapat Mahakam, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Rabu (29/5), dan dihadiri oleh Kym Kee selaku Wakil Direktur (Chief Operating Officer) PLMP Fintech Pte.Ltd; Komisaris PT Central Distribusi Batam Agus Riyanto; Direktur Utama PT Sarinah Ngurah Yasa, dan Kepala BP Batam Edy Putra Irawady.

Edy menambahkan, teknologi Smart Contract nantinya akan menggunakan layanan data center dari Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) BP Batam, sebagai salah satu entitas bisnis di BP Batam.

Adapun tantangan yang dihadapi adalah penerapan pemerataan implementasi teknologi di Batam dan kesesuaian bentuk bisnis yang dipersiapkan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Kita sudah memiliki fasilitasnya dan perbaiki infrastrukturnya, jadi sesegera mungkin bisa terlaksana. Walau ini dirancang dalam bentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kita jalan dulu. Implementasinya saya harapkan maksimal tiga bulan setelah penandatanganan perjanjian kerjasama,” katanya.

Teknologi Blockchain sendiri merupakan platform desentralisasi atau digital legder, di mana transaksi dapat terekam dan terintegrasi secara digital.

“Sistem ini tidak menggunakan pihak ketiga. Sederhananya, catatan transaksi-transaksi yang sudah terjadi, disimpan oleh lebih dari satu komputer Jadi akan lebih susah untuk men-hack sistem ratusan bahkan ribuan komputer,” kata Kym Kee.

Kym juga mengungkapkan bahwa kecil kemungkinan adanya gangguan untuk semua komputer pada waktu yang sama. Menggunakan metode konvensional biasanya akan menimbulkan trust issue. Sehingga dengan jaringan peer-to-peer yang Blockchain miliki, hal tersebut dapat teratasi.

“Sedangkan Smart Contract sendiri adalah kripton kontrak yang mengizinkan penggunanya untuk mentransfer aset secara digital, baik mengontrol transfer mata uang digital atau aset antar pihak dalam kondisi tertentu,”lanjut Kym.

Kontrak tersebut kemudian akan tersimpan di dalam teknologi Blockchain dan bersifat immutable atau tidak bisa diubah.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper