Bisnis.com, JAKARTA – Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (Bakti) memutuskan konsorsium PSN memenangkan tender pengadaan satelit multifungsi Satria.
Adapun nilai proyek pengadaan satelit multifungsi mencapai Rp 20,7 triliun, dengan catatan tidak termasuk biaya Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Konsorsium PSN terdiri dari tiga perusahaan yakni PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusatara Satelit Sejahtera.
Konsorsium PSN sebagai pemenang tender dan penanggung jawab Proyek Kerjasama (PJPK) akan melaksanakan Proyek dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha selama 15 (lima belas) tahun sejak tanggal operasi komersil.
Penetapan pemenang lelang ini berdasarkan pengumuman lelang Kamis (18/4/2019) yang ditandatangani R. Sri Sanggrama Aradea, Ketua Panitia Pengadaan Badan Usaha Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Satelit Multifungsi Pemerintah. Peserta lelang yang keberatan bisa mengajukan sanggahan 22 April 2019 sampai dengan 26 April 2019.
Direktur Utama Bakti Anang Latif menerangkan terpilihnya konsorsium PSN sebagai pemenang tender karena proposal teknis dan harga yang diberikan PSN merupakan yang terbaik.
“Proposal teknisnya paling baik dan harganya dibawah batas ambang tertinggi,” kata Anang kepada Bisnis, Jumat (19/2/2019).
Pembayaran satelit multifungsi kepada para pemenang tender akan menggunakan metode pembayaran secara berkala sesuai dengan kesepatakan atau avaiblity payment.
Sebelumnya, pengumuman pemenang tender untuk Satelit Republik Indonesia (Satria) sempat diundur. Awalnya pengumuman akan dilaksanakan pada awal April 2019. Hanya saja, karena kelengkapan dokumen pengumuman diundur menjadi pertengahan April.
Adapun proses lelang sebelumnya menyisakan 2 konsorsium yaitu Konsorsium pertama adalah PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), sedangkan yang kedua adalah Konsorsium Dharma Bakti yang terdiri dari Societe Europeenne des Satellites dan anak usaha Grup Djarum yaitu iForte.
Diketahui, pemerintah memastikan bahwa pada saat satelit Satria Multifungsi beroperasi, seluruh sekolah di Indonesia serta seluruh kantor pemerintahan di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia akan terhubung dengan internet berkecepatan tinggi.
Satelit Multifungsi Satria akan menjadi andalan bagi daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh kabel serat optik untuk terhubung ke internet cepat. Pertimbangan menggunakan satelit multifungsi ini adalah untuk efisiensi biaya dan cakupan yang luas.
Dengan satelit konvesional yang ada saat ini, Bakti mengungkapkan selama ini mereka mengeluarkan uang hingga Rp18 juta untuk setiap megabit per detik (Mbps). Sementara itu. dengan satelit multifungsi angkanya bisa turun menjadi Rp6 juta per Mbps.
Adapun, proyek satelit multifungsi besutan Bakti ini berdurasi 15 tahun. Satelit multifungsi tersebut bakal memberi akses internet di 149.000 titik.
Dari jumlah itu, titik terbanyak merupalan sekolah sebanyak 93.900 dan 47.900 titik kantor pemerintahan. Akses ini akan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan, pendidikan, dan layanan administrasi pemerintahan.