Persaingan Dagang-El Kian Ketat, Shopee Tetap Gencar Promosi

Deandra Syarizka
Minggu, 24 Maret 2019 | 14:30 WIB
Ilustrasi e-commerce/CC0
Ilustrasi e-commerce/CC0
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Shopee Indonesia tetap akan gencar melakukan promosi pada tahun ini guna memaksimalkan proses akuisisi pelanggan khususnya di luar Jawa.

Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar  menyatakan, pertumbuhan industri dagang-el Tanah Air masih akan tumbuh pesat selama 3-5 tahun mendatang. Kendati  industri tersebut kian kompetitif, dia menilai masih terdapat banyak peluang pertumbuhan khususnya dengan menjangkau pelanggan di luar Jawa.

 

“Saya rasa promosi harus tetap dilakukan karena [peluang] akuisisi konsumen masih cukup banyak, potensi untuk memperluas pasar masih luas. Kita jangan hanya melihat di Jakarta yang setiap hari masyarakat semuanya sudah tahu e-commerce, tetapi kalau ke luar Jakarta masih ada yang belum familiar dengan konsep ini,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.

 

Dia menambahkan, biaya promosi Shopee tetap lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Menurutnya, hal ini bukti bahwa upaya pemasaran yang dilakukan selama ini cukup efektif dalam menggaet pelanggan. Meski demikian, pihaknya tidak menjabarkan biaya promosi yang dianggarkan perusahaan tahun ini.

 

Meski demikian, dia mengakui bahwa persentase biaya promosi perusahaan menunjukkan tren penurunan tipis dari tahun lalu. Hal ini sesuai dengan kebijakan manajemen yang juga menginginkan pertumbuhan pelanggan secara organik.

 

“Promosi yang kita lakukan tidak salah. Kemarin sempat ada beberapa survey dari pihak ketiga yang menyebut Shopee menempati nomor satu top of mind dari masyarakat. Dari situ cukup membantu kita untuk tumbuh secara organik,” ujarnya.

 

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2018 yang dipublikasikan Sea Ltd, perusahaan induk Shopee berbasis di Singapura, menyatakan biaya penjualan dan pemasaran mulai menunjukkan tren penurunan hingga mencapai 5,4% terhadap GMV pada kuartal IV 2018, dari kuartal III/2018 sebesar 5,7% dari GMV. Nilai ini juga menurun dari kuartal IV/2017 yang tercatat sebesar 8,5% dari GMV.

Manajemen Sea Ltd dalam laporan keuangan memperkirakan biaya penjualan dan pemasaran ini akan memasuki tren penurunan  pada 2019, seiring dengan upaya Shopee meningkatkan skala dengan efisiensi, pertumbuhan pengguna organik, dan memperkuat kepemimpinannya yang solid di regional Asia Tenggara.

“Meningkatkan monetisasi sekaligus dengan mempromosikan pertumbuhan ekosistem Shopee yang efisien akan terus menjadi fokus kami di 2019,” tulis manajemen.

Indonesia  juga menjadi pasar terbesar Shopee, di mana platform dagang-el tersebut mencatat 83,8 juta pesanan pada kuartal IV/2018. Secara rata-rata, jumlah pesanan yang dilayani setiap harinya mencapai 0,9 juta atau 900.000 pesanan.

Total transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV) Shopee  menembus US$10,3 juta sepanjang 2018, meningkat 149,9% secara tahunan dari 2017 sebesar US$ 4,1 juta. Pada kuartal IV/2018, GMV Shopee tercatat sebesar Us$3,42 juta, tumbuh 117% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,57 juta.

Sementara untuk total pesanan, Shopee tercatat telah melayani hingga 604,5 juta pesanan sepanjang 2018, meningkat 146,9% secara tahunan dari sebelumnya 244,8 juta pesanan pada 2017. Dari jumlah tersebut, sebanyak 206,9 juta pesanan dihasilkan pada kuartal IV/2018, yang tumbuh 111% dari kuartal IV/2017 sebanyak 98,3 juta pesanan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Deandra Syarizka
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper