Trump Dorong Perusahaan AS Percepat Pengembangan Jaringan 5G

Aprianto Cahyo Nugroho
Jumat, 22 Februari 2019 | 07:40 WIB
Jaringan 5G/exuberantsolutions.com
Jaringan 5G/exuberantsolutions.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Donald Trump menantang perusahaan telekomunikasi AS untuk mengenjot pengembangan jaringan yang maju dan mengatakan kepemimpinan harus berasal dari kompetisi, bukan dengan menghalangi persaingan.

"Perusahaan-perusahaan AS harus meningkatkan upaya mereka, atau akan tertinggal," kata Trump di akun Twitter-nya. "Tidak ada alasan bahwa kita harus tertinggal pada sesuatu yang sangat jelas sebagai masa depan."

Industri seluler di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan jaringan 5G yang menjanjikan koneksi yang lebih cepat, memungkinkan penggunaan kendaraan otonom dan operasi jarak jauh.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh kelompok perdagangan operator seluler CTIA, China saat ini masih unggul tipis dari AS dan Korea Selatan dalam hal pengembangan 5G.

"Saya ingin AS menang melalui kompetisi, bukan dengan menghalangi teknologi yang lebih maju saat ini," kata Trump dalam tweet lain.

Paul Triolo, yang memimpin studi teknologi global di Eurasia Group, mengatakan tweet tersebut menyarankan Trump tidak akan segera menandatangani perintah eksekutif yang akan melarang perusahaan AS untuk membeli peralatan telekomunikasi China.

"Tweet Trump hari ini tentang 5G menunjukkan bahwa ia tidak akan menandatangani perintah eksekutifselama negosiasi perdagangan, dan ia mungkin memutuskan untuk tidak mengeluarkannya sama sekali jika ada kesepakatan," kata Triolo.

Huawei Technologies Co. yang berbasis di Shenzhen berusaha untuk mengambil posisi kepemimpinan global dalam teknologi 5G, tetapi banyak pejabat As mencurigai produk perusahaan dapat digunakan oleh China untuk memata-matai pemerintah dan perusahaan Barat.

Pemerintahan Trump menekan sekutu agar tidak menggunakan produk dari Huawei dari jaringan telekomunikasi mereka, dan Kongres melarang agen pemerintah untuk membeli produk dari perusahaan.

Kicauan Trump tersebut muncul beberapa jam setelah Fox Business Network menyiarkan wawancara dengan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo, dengan Maria Bartiromo menekan Pompeo mengenai rencana pemerintah membatasi penggunaan peralatan dari Huawei.

"Mereka menciptakan risiko nyata bagi negara-negara ini dan sistem serta keamanan rakyat mereka," kata Pompeo kepada Bartiromo.

“Orang Eropa sangat memperhatikan privasi. Risiko privasi dari teknologi ini sangat, sangat nyata, dan kami tidak akan membagikan informasi ini," lanjutnya.

Pompeo kemudian mengatakan bahwa ketergantungan pemerintah pada teknologi 5G Huawei dapat berarti AS akan mempertimbangkan untuk kembali memiliki kedutaan atau pos militer di negara itu.

Pendiri Huawei Ren Zhengfei, dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada hari Kamis, mengatakan bahwa AS salah memperlakukan 5G sebagai "bom atom" dan mengatakan perusahaannya akan meluncurkan peralatan baru yang cocok untuk AS.

Namun demikian, pemerintahan Trump disebut sedang mempersiapkan perintah eksekutif yang dapat secara signifikan membatasi operasi perusahaan telekomunikasi milik China seperti Huawei di AS atas masalah keamanan nasional.

"Kami berbagi komitmen presiden untuk memimpin dunia dalam jaringan nirkabel 5G," kata CTIA dalam pernyataan emailnya. "Dengan dukungan terus-menerus dari pemerintah, industri nirkabel AS dapat menyediakan jaringan 5G kuat ke lebih banyak komunitas dengna lebih cepat."

CTIA mewakili perusahaan telekomunikasi termasuk AT&T Inc. dan Verizon Communications Inc.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper