Huawei Diproyeksi Kantongi Pendapatan US$108,5 Miliar Tahun Ini

Annisa Margrit
Kamis, 27 Desember 2018 | 15:18 WIB
Model mengoperasikan produk ponsel pintar terbaru Huawei Nova 3i dalam peluncurannya, di Jakarta, Selasa (31/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Model mengoperasikan produk ponsel pintar terbaru Huawei Nova 3i dalam peluncurannya, di Jakarta, Selasa (31/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Huawei Technologies memproyeksi realisasi pendapatan sepanjang tahun ini naik 21% dibandingkan tahun lalu, menjadi US$108,5 miliar atau sekitar Rp1.580,08 triliun.

Reuters melansir Kamis (27/12/2018), Rotating Chairman Huawei Guo Ping mengatakan pihaknya telah mengantongi 26 kontrak 5G dan pengiriman ponsel pintar (smartphone) yang diproduksi perusahaan sudah melampaui 200 juta unit pada tahun ini.

Huawei mencatatkan kesuksesan atas sejumlah produknya pada tahun ini, seperti seri P20, Honor 10, dan Mate 20. Menurut data Canalys, perusahaan ini berhasil menyalip Apple dan menjadi vendor ponsel terbesar kedua di dunia pada kuartal II/2018.

Perkiraan kinerja ini disampaikan di tengah berbagai isu yang menjerat perusahaan teknologi asal China itu.

Belum lama ini, Pemerintah AS melarang penggunaan produk-produk Huawei karena alasan adanya ancaman terhadap keamanan nasional. Pejabat intelijen AS menyatakan ada kemungkinan perangkat Huawei digunakan Pemerintah China untuk memata-matai AS.

Langkah itu diikuti oleh negara-negara lainnya, seperti Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Republik Ceko.

Selain itu, Chief Financial Officer (CFO) Huawei Sabrina Meng alias Meng Wanzhou juga sempat ditahan di Kanada. Penahanan itu dilakukan atas permintaan AS, yang menuduhnya menggunakan anak perusahaan Huawei bernama Skycom untuk menghindari sanksi terhadap Iran antara 2009-2014.

Meski telah dibebaskan dengan jaminan, tapi Meng masih berstatus tahanan rumah dan tak boleh keluar dari tempat tinggalnya di Vancouver serta berada dalam pengawasan penuh selama 24 jam sehari. Dia pun wajib memakai gelang elektronik di kakinya agar aparat keamanan dapat terus memantau keberadaannya.

Meng juga masih harus menghadapi ancaman ekstradisi ke AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper