Serangan Siber WannaCry Masih Eksis, Indonesia Banyak Korban

Syaiful Millah
Minggu, 18 November 2018 | 22:23 WIB
Ilustrasi serangan WannaCry./thehackersnews.com
Ilustrasi serangan WannaCry./thehackersnews.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ransomware WannaCry, salah satu epidemi serangan siber terbesar dalam sejarah, masih menduduki puncak daftar malware kripto yang paling banyak tersebar sejak pertama kali muncul pada pertengah tahun lalu.

Perusahaan kemanan siber Kaspersky Labs mencatat peningkatan signifikan serangan WannaCry terhadap perangakat di berbagai negara. Pada kuartal ketiga 2018, malware tersebut telah menyerang 74.621 pengguna unik di seluruh dunia.

Jumlah tersebut menyumbangkan sebanyak 28,72% dari keseluruhan pengguna yang ditargetkan oleh malware kripto, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan persentase 16,78%.

Peneliti Keamanan Kaspersky Lab Fedor Sinitysn mengatakan keberlanjutan serangan malware kripto WannaCry bisa sangat merugikan bagi pengguna yang diserang.

“Meningkatnya serangan WannaCry menjadi pengingat bahwa epidemi tidak berakhir secepat permulaannya, akan selalu ada konsekuensi jangka panjang,” katanya dalam ketarangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (18/11/2018).

Serangan siber ini menyasar berbagai perusahaan yang memiliki sistem jaringan dengan cara mengubah fail di komputer korban menjadi data terenkripsi dan meminta sejumlah uang terbusan untuk kunci deksripsi (untuk menguraikan fail dan mengembalikannya menjadi data asli).

Berdasarkan hasil riset Kaspersky Labs, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak mendapatkan serangan malware kripto sepanjang kuartal ketiga tahun ini, yakni sebesar 8,8% dari total penyerangan malware kripto.

Terkait hal tersebut, Sinitsyn mengatakan perlu mengambil langkah-langkah pencegahan dalam melakukan update pada perangkat untuk menghindari kasus dengan fail terenkripsi.

Adapun, beberapa langkah yang dianjurkan antara lain, memperbarui sistem operasi dan menggunakan solusi kemanan dengan basis data terbaru serta menyalin data fail dan menyimpannya baik di perangkat fisik maupun penyimpanan awan (cloud).

Penggunaan solusi pihak keamanan yang terpercaya juga dianjurkan untuk perusahaan besar melindungi data-data strategis dari serangan malware kripto WannaCry yang dapat mengenkripsi fail, sehingga mengurangi resiko kehilangan data.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Editor : Miftahul Ulum
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper