Cerita Dirkeu Telkom Soal Tarif Data yang Murah

Duwi Setiya Ariyanti
Kamis, 9 Agustus 2018 | 12:21 WIB
Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk, Harry M Zen bercerita tentang murahnya harga data internet seluler.

Menurutnya, harga data internet seluler di Indonesia ada yang dijual seharga Rp6 per MB. Angka itu, dinilainya tak masuk akal karena nominal itu bahkan tidak bisa diwakili oleh pecahan uang koin dengan nominal terkecil saat ini. 

"Pernah denger enggak harga barang Rp6? Rp6 itu harga data per MB .... Koinnya saja enggak ada yang Rp6," ujarnya belum lama ini. 

Harry berujar momentum Lebaran memang digunakan untuk menaikkan harga. Seperti yang terjadi di Telkomsel, anak usaha Telkom. Pada saat Lebaran, pihaknya telah menaikkan harga data sebesar 4% hingga 11%, tetapi baru berlaku di beberapa daerah. Kebijakan harga data baru, katanya, diterapkan secara menyeluruh pada Juli. 

Kebijakan ini, katanya, telah dicanangkan sejak kuartal I/2018 untuk memperbaiki kinerja keuangan pascaregistrasi kartu SIM prabayar. Langkah menaikkan harga dilakukan karena marin yang diperoleh dari data belum bisa menggantikan margin dari telepon suara juga SMS. 

"Margin kami turun, main contributing kami itu dari legacy. By nature, services ini turun. Jadi sementara data kan marginnya enggak sebesar SMS," katanya. 

Kendati harga data tergolong murah, hal itu tak bisa mendorong konsumsi data per orang. Sebagai contoh, Harry menyebut konsumsi data rata-rata per bulan per orang sebesar 3 GB. Sementara itu, konsumsi data rata-rata perbulan per orang di jaringan 4G sebesar 5 GB. 

Dari data GSMA Intelligence pada kuartal IV/2017, harga data Telkomsel US$1,2 per GB dengan konsumsi per pelanggan sebesar 2,3 GB perbulan. Bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan seperti AIS, operator di Thailand, tarif data per GB tak jauh berbeda yakni US$1,3 dengan konsumsi data 6,7 GB per bulan per pelanggan. Begitu pula dengan yang terjadi di Celcom, operator Malaysia dengan harga US$1,1 per GB, tetapi dari sisi konsumsi data sebesar 8,7 GB per bulan per pelanggan. 

Menurutnya, terdapat tren bahwa konsumsi data di Indonesia akan terus naik. Kendati demikian, pihaknya tak bisa memprediksi besar kenaikannya. Pasalnya, berdasarkan pengalaman, kenaikan data di Indonesia sifatnya mengikuti momen tertentu. Harry menyebut momen liburan, Lebaran, Natal dan akhir tahun biasanya turut berkontribusi mengerek naik konsumsi data. 

"[Konsumsi data] pasti naik tetapi by how much, kami enggak tahu. Ada seasonal seperti pada akhir tahun, natalan," katanya.    

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper