Respons Telkomsel tentang Availability Rendah di Survei Open Signal

Duwi Setiya Ariyanti
Senin, 11 Juni 2018 | 13:18 WIB
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah (kiri) bersama Direktur Sales Sukardi Silalahi (tengah), dan Direktur Network Bob Apriawan (kanan)  saat memberikan penjelasan mengenai kesiapan layanan dan jaringan Telkomsel dalam menyambut momen Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) di Senggigi, Lombok, Jumat (11/5/2018)/Istimewa
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah (kiri) bersama Direktur Sales Sukardi Silalahi (tengah), dan Direktur Network Bob Apriawan (kanan) saat memberikan penjelasan mengenai kesiapan layanan dan jaringan Telkomsel dalam menyambut momen Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) di Senggigi, Lombok, Jumat (11/5/2018)/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Telkomsel memberikan respons atas riset Open Signal tentang kualitas jaringan seluler di Indonesia memberikan sorotan terhadap ketersediaan jaringan 4G Telkomsel.

Meskipun memimpin hampir di semua kategori lainnya, Telkomsel kalah dari sisi ketersediaan jaringan dan kecepatan secara keseluruhan dalam Laporan terbaru yang dirilis OpenSignal bertajuk State of Mobile Networks: Indonesia.

Lima kategori yang dipuncaki oleh Telkomsel adalah kecepatan unduh 3G dan 4G, latensi rendah untuk 3G dan 4G serta kecepatan pengunggahan 4G. Di seberang Telkomsel, terdapat Smartfren yang menempati dua kategori yakni unggul di kecepatan pengunduhan keseluruhan dan ketersediaan 4G.

Menanggapi hasil laporan tersebut, Direktur Jaringan Telkomsel Bob Apriawan mengatakan Telkomsel hanya kalah dua kategori saja dalam penilaian keseluruhan dari riset yang dilakukan Open Signal. Dia menuturkan kendati minim dari sisi ketersediaan jaringan 4G dan kecepatan secara menyeluruh Telkomsel kalah, Telkomsel menduduki di lima kategori lain.

Untuk sisi ketersediaan jaringan 4G,  Bob menyebut saat ini perusahaan mengoperasikan 82.000 base transceiver station (BTS) 3G dan 41.000 BTS 4G. Dari sisi ketersediaan ini, dia mengklaim tak ada operator yang menyediakan BTS  4G di angka 30.000 BTS.

"4G, kami sampai bulan ini ya 41.000 BTS 4G. Jadi saya yakin operator lain tidak ada yang sampai 30.000," ujarnya belum lama ini.

Selain itu, Bob menjelaskan alasan mengapa ketersediaan 4G Telkomsel dianggap minim dalam laporan itu. Dia berujar Telkomsel saat ini tak hanya mengoperasikan jaringan 4G.

Pihaknya masih memiliki pengguna di jaringan 2G dan 3G dengan pemanfaatan frekuensi di 900 MHz, 1,8 Ghz, 2,1 GHz dan 2,3 GHz. Sebagai gambaran, dari total nomor di jaringan Telkomsel pada kuartal I/2018 yakni dari 192,75 juta nomor di jaringan, 55 juta nomor di antaranya menggunakan jaringan 4G.

Sementara Smartfren, tuturnya, hanya mengandalkan dua frekuensi yakni 800 MHz dan 2,3 GHz untuk pengoperasian jaringan 4G. Dengan demikian, dia menyebut, Smartfren bisa melaju lebih luwes untuk jaringan 4G karena tak lagi memiliki beban di CDMA.

"Kenapa kami 4G availability kami kalah, karena simple karena Smartfren tidak punya availability selain 4G."

Dengan mempertimbangkan beban pengguna nomor di jaringan 2G dan 3G di kisaran 70%, dia menyebut sulit mendapatkan hasil pengukuran yang valid bila dihadapkan dengan Smartfren yang tak memiliki beban  yang sama.

Di sisi lain, ketersediaan jaringan Telkomsel lebih luas karena menyentuh daerah pelosok berbeda dengan Smartfren yang hanya menyentuh Jawa dan kota-kota besar di luar Jawa.

"Open Signal itu dipakai secara global dan hasilnya hanya akan tinggi validity-nya untuk mengukur operator yang memiliki coverage kurang lebih sama. Nah masalahnya Telkomsel ini coverage-nya paling tinggi di mana-mana. Smartfren hanya di Jawa, dan di kota-kota besar di Luar Jawa. Jadi rasanya agak susah mendapatkan compatible comparison."

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper