Bisnis.com, JAKARTA – PT Neurosensum Technology International merilis survei terbarunya ihwal pola konsumsi masyarakat selama periode 2016-2018 di mana peningkatan konsumsi belanja terjadi cukup besar pada sektor elektronik dan gadget hingga 46%.
Managing Director Neurosensum, Rajiv Lamba mengungkapkan survei itu dilakukan selama periode 2016-2018 terhadap 1.000 responden konsumen yang mewakili warga kota besar seperti Jabodetabek, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Palembang, Medan, dan Balikpapan, di mana wawancara tatap muka dilakukan pada Maret-April 2018.
Menurutnya, sektor elektronik dan gadget mengalami kenaikan cukup tinggi hingga 46% pada Perindo 2016-2016, karena masyarakat lebih banyak yang membeli gadget maupun barang elektronik rumahan pada periode itu.
"Hal ini tentunya berkaitan juga dengan pola konsumsi masyarakat terhadap penggunaan Internet dan telekomunikasi yang naik sekitar 5% pada periode yang sama," tuturnya pada Kamis (10/5/2018).
Selain itu, menurutnya, peningkatan konsumsi juga terjadi pada sektor kesehatan, di mana ada peningkatan sekitar 0,10% menjadi 0,16% pada periode 2 tahun itu.
Rajiv menjelaskan peningkatan belanja pada sektor kesehatan itu disebabkan karena banyak konsumen yang kini membelanjakan uang untuk mendaftarkan diri pada sejumlah tempat olahraga, membeli vitamin dan sejumlah produk kesehatan lain.
"Untuk sektor kesehatan, kami melihat juga telah terjadi peningkatan ya, karena kan kebutuhan konsumen terhadap kesehatan ikut meningkat juga," katanya.
Sementara itu, dia menjelaskan penurunan pola belanja justru terjadi pada sektor makanan dan minuman seperti untuk membeli kopi, cemilan, teh dan mie instan.
Menurutnya, konsumen lebih cenderung memilih barang yang sama pada sektor makanan dan minuman dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan biasanya.
"Mereka mengganti kebutuhan utama ini dengan barang yang sama, tetapi harganya dicari yang lebih murah," ujarnya.
Menurutnya, pergeseran pola belanja konsumen saat ini merupakan dampak dari pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
"Jadi, saat ini masyarakat lebih mencari pengalaman dan kepuasan saja, tidak sekadar mencari barang dan jasa," tuturnya.