Bisnis.com, JAKARTA — Produk-produk kuliner, mode hingga wisata mendominasi iklan di Instagram Stories atau fitur cerita.
Product Marketing Manager Instagram Asia Pasific, Paul Webster mengatakan Instagram menjadi platform yang cukup populer sebagai media iklan. Di Indonesia, Instagram Stories mendapat respons yang cukup baik dengan 62% responden Indonesia yang menilai konten Instagram Stories lebih autentik karena minim filter.
Dari segi bisnis, 52% pengguna Instagram mengaku lebih tertarik pada merek yang muncul pada Instagram Stories. Menurut Paul, dari survei yang dilakukan pada Oktober 2017, lebih dari 8.000 pengguna Instagram dari negara Amerika Serikat, Brazil, Indonesia dan Inggris diwakili oleh pengguna berusia 13 tahun hingga 55 tahun.
Dia mengaku sulit untuk memeringkat mana produk yang mendominasi Instagram Stories. Namun, dari pengalaman yang ada, para pelaku usaha di Indonesia khususnya—kuliner, mode, travel, ponsel, dan mobil—lebih berani melirik fitur Instagram Stories untuk beriklan. Alasannya, agar lebih dekat dengan konsumen.
"Kalau dilihat dari perpektif Indonesia, hal yang paling umum adalah bisnis kecil seperti kuliner, mode dan wisata. Untuk bisnis yang besar seperti ponsel, mobil, dan produk kategori fast-moving consumer goods (FMCG) seperti minuman," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Webster menyebut pelaku usaha bisa menetapkan target yang ingin dicapai melalui Instagram Stories. Melalui konten yang dibuat, pelaku usaha bisa langsung memberikan pilihan untuk geser ke atas atau swipe up yang terhubung dengan tautan situs agar transaksi bisa berlanjut.
Selain itu, bisa juga ditambahkan tautan untuk informasi lebih lanjut dengan load more. Dari sisi pelaku usaha, Instagram Stories belum menyentuh ke jenis produk yang lebih variatif. Padahal, sebenarnya generasi milenial dari rentang usia 15 tahun hingga 35 tahun begitu lekat dengan Instagram juga fitur Instagram Stories.
"Kalau misalnya brand mau memenangkan milenial, instagram yang paling tepat saat ini karena anak muda, audience-nya 15 tahun sampai 35 tahun, sangat engage ke Stories," katanya.
Webster menyebut Instagram belum dilirik jenis produk lain seperti dari kelapa sawit atau minyak dan gas karena kesesuaian konsumen. Dia menyebut lambat laun industri-industri jenis itu akan turut masuk merambah platform bila mayoritas penggunanya dari sisi usia sudah terwakili pada platform tersebut.
Sebagai gambaran, dari data Wearesocial Januari 2018, jumlah pengguna Instagram aktif bulanan di Indonesia sebanyak 53 juta atau 20% dari total populasi. Dari jumlah tersebut 51% di antaranya berjenis kelamin lelaki dan 49% perempuan. Instagram menjadi media sosial yang paling aktif digunakan setelah Youtube dan Facebook.
Dari sisi periklanan, untuk memperkenalkan produk, saluran televisi masih dominan dengan porsi 44%. Kemudian, disusul oleh saluran daring juga media massa sebesar masing-masing 15%.
"Platform akan berevolusi seiring dengan orang menggunakan internet di negara tersebut. Instagram memang masih untuk anak anak muda. Tapi seiring [penggunanya] lebih dewasa, pasti nanti akan [produk-produk yang beriklan akan] ngikutin," kata Webster.