Bisnis.com, JAKARTA—Alibaba Cloud baru saja meresmikan pusat data pertamanya di Tanah Air. Hadirnya perusahaan komputasi awan ini bukan upaya pertama Alibaba Group Holdings Ltd. merengkuh pasar Indonesia.
Sebelumnya, grup yang dikenal sebagai raksasasa e-commerce dunia ini memasuki Indonesia lewat investasinya ke dua platform dagang-el yang beroperasi di dalam negeri.
Pada April 2016, Alibaba mengakuisisi 67% saham Lazada yang berbasis di Asia Tenggara senilai US$ 1 miliar. Upaya tersebut menjadikan perusahaan asal China ini sebagai pemegang saham pengendali Lazada di enam negara, termasuk Indonesia. Lewat Lazada, Alibaba juga memperkenalkan platform dagangnya Taobao.com.
Setahun setelahnya yakni pertengahan 2017, Alibaba kembali merambah pasar e-commerce dalam negeri dengan menyuntikkan modal sebesar US$ 1,1 miliar ke Tokopedia. Namun tidak seperti Lazada, ini tidak menjadikan Alibaba sebagai pemilik saham mayoritas di Tokopedia.
Bertahun-tahun sebelumnya, Alibaba sebenarnya telah hadir di Indonesia lewat salah satu unit bisnisnya yakni Alibaba Mobile Business Group. Unit bisnis ini menaungi UCWeb dan anak-anaknya seperti UCNews dan UCBrowser.
Peramban UCBrowser telah hadir di Indonesia sejak 2012. Dalam waktu kurang dari 3 tahun, peramban tersebut telah menjadi salah satu yang paling populer. Bahkan, pada 2015 UCBrowser tercatat sebagai peramban mobile yang paling banyak diunduh di PlayStore Indonesia.
Menyusul kepopuleran UCBrowser, Alibaba kemudian meluncurkan platform agregator berita UCNews di Tanah Air. UCNews merupakan platform berisi berita pilihan dari berbagai kategori yang didukung big data.
Aplikasi ini dapat melacak dan mencocokan topik yang populer di media sosial seperti Facebook dan Twitter kemudian merekomendasikan berita terkait kepada pengguna. Selain itu pengguna dapat mengatur dan memilih topik maupun kontan yang ingin dibaca.