Bisnis.com, JAKARTA - Go-Jek berencana menambah pusat pengembangan dan penelitian teknologi usai memperoleh pendanaan dalam investment round terbarunya.
Go-Jek menargetkan lahirnya berbagai inovasi teknologi baru dan penciptaan talenta lokal di sektor TI melalui pusat pengembangan dan penelitian (Research & Development/R&D) terbarunya.
CEO Go-Jek Nadiem Makarim menyatakan perusahaannya kini memiliki tiga pusat R&D yang beroperasi di Jakarta, Singapura, dan Bangalore di India. Secara keseluruhan, ketiga basis pengembangan dan penelitian itu mempekerjakan lebih dari 150 engineer TI.
“Mungkin akan lebih banyak lagi kota basis engineer kami. Yang terpenting bukan sekadar mendapat world class engineer dari luar, tapi Go-Jek dapat mengirim lebih banyak insinyur muda belajar ke luar karena pembelajaran dan pengalaman itu penting,” ujarnya, Senin (12/2/2018).
Menurut Nadiem, pihaknya juga dapat memperdalam kolaborasi dengan Google yang turut menjadi salah satu penyuntik modal dalam ronde pendanaan terbaru mereka. Go-Jek menjalin berbagai kerja sama dengan Google dalam pengembangan data dan produk
“Google sangat tertarik dengan Go-Jek yang bisa mengadopsi berbagai macam bisnis digital menjadi satu. Kolaborasi dengan Google berhubungan dengan pengembangan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI), machine learning, berbagai optimasi dan otomasi juga sedang kami eksplore. Apapun yang dapat memudahkan user,” lanjutnya.
President Go-Jek Andre Soelistyo mengungkapkan perusahaannya tengah fokus dalam pengembangan infrastruktur utama ekonomi digital, yaitu sistem pembayaran. Di samping itu, Go-Jek berencana meningkatkan kapasitas talenta lokal sendiri melalui pengembangan pusat edukasi pemrograman dan sains digital.
“Bukan tidak mungkin pusat edukasi itu melibatkan perusahaan lain seperti Traveloka dan Tokopedia. Konsorsium pusat edukasi insinyur lokal itu bisa dibentuk ramai-ramai,” terangnya.
Meski lulusan TI kampus dalam negeri diakui tak kalah saing dari lulusan kampus asing, tapi salah satu kendala bagi talenta lokal adalah adanya keterbatasan dalam hal pengalaman di industri digital. Untuk itu, ungkap Andre, Go-Jek mengaku tengah melakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan lain untuk menjembatani hal ini.