Bisnis.com, JAKARTA — Konsolidasi industri seluler bisa dimulai tanpa merger. Operator seluler bisa memulai proses konsolidasi lewat kerja sama investasi dan operasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan konsolidasi industri telekomunikasi yang menggabungkan 7 operator seluler menjadi 3 operator seluler akan menciptakan iklim usaha yang lebih sehat.
Penurunan jumlah kompetitior, jelasnya, meningkatkan skala ekonomi di bisnis telekomunikasi sehingga operator seluler bisa menawarkan harga yang terjangkau tanpa mengganggu aliran dana perusahaan.
Kondisi ini membut operator memiliki dana yang memadai untuk memelihara kualitas jaringan seluler dan untuk memperluas jangkauan jaringan.
Rudiantara mengatakan proses konsolidasi bisa dijalankan dengan bertahap. Operator seluler bisa memulai proses konsolidasi melalui kerja sama investasi, operasi, hingga pemasaran.
“Konsolidasi bisa dimulai tanpa perusahaannya berkonsolidasi secara legal. Bisa dimulai dari investasi, operasi, pemasaran, dan lain lain. Harus kreatif,” katanya kepada Bisnis, Selasa (6/2).
Baca Juga Proses Refarming Sudah 32,7% |
---|
Strategi konsolidasi, lanjut Menkominfo, lebih efektif dibandingkan dengan regulasi harga minimum atau floor price. Dia menjelaskan ketentuan harga minimum sulit diterapkan karena industri telekomunikasi tidak memiliki biaya wajib seperti industri penerbangan.
“Operator pernah mengusulkan untuk dibuat kebijakan ‘floor price’. Kami berpendapat tidak bisa diberlakukan karena tidak ada semacam mandatory cost sebagaimana diterapkan pada industri penerbangan yang ada kaitannya dengan keselamatan,” kata Rudiantara.
CEO PT Indosat Tbk. Joy Wahjudi sepakat bahwa jumlah pemain di industri seluler Indonesia terlalu banyak. Namun, dia menekankan upaya merger dan akusisi tidak mudah. Setiap perusahaan harus memastikan ada nilai tertentu yang diraih, baik dari sisi kapasitas frekuensi maupun sumber daya lain.
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini juga setuju dengan ide konsolidasi industri telekomunikasi. Namun, dia menegaskan bahwa penggabungan perusahaan tergantung kepada pemilik saham masing-masing operator.
"Setuju, supaya industri lebih sehat. Tapi tentu saja Ini tergantung kepada para major shareholders perusahan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia," katanya kepada Bisnis, Rabu (7/2).
CEO Telkomsel, Ririek Adriansyah mengatakan konsolidasi dapat dijadikan jalan keluar bagi persaingan antara operator yang dianggap sudah tidak sehat.
"Mungkin itu bisa menjadi salah satu cara untuk memperbaiki kondisi industri [telekomunikasi] saat ini," Bisnis, Rabu (7/2).